Ia pun membandingkan dengan dua rival di Asia Tenggara.
"Di Asia Tenggara, tim junior Thailand tidak bisa bersaing dengan Vietnam atau Indonesia, yang merupakan tanda bahaya," ujar Witthaya Laohakul.
Lebih lanjut, ia membeberkan apa yang menjadi masalah bagi sepak bola Thailand untuk bisa menghasilkan regenerasi pemain yang baik yakni masalah akademi sepak bola.
"Akademi Pemuda Vietnam (PVF) dibangun sesuai standar dunia, dan berada di top 4 Asia tepat di belakang Korea, Jepang, dan Qatar. Bahkan bisa dibandikan dengan Dortmund atau Bayern Munich," ujarnya.
Baca Juga: Timnas Indonesia Pernah Telan Pil Pahit, Malaysia Pilih 5 Stadion untuk Piala AFF 2022
"Di akademi sepak bola, metode pelatihan untuk setiap kelompor umur pemain sangat penting.
"Jerman memiliki sekitar 37 akademi, Jepang memiliki 6 hingga 7 akademi hingga menghasilkan 200 pemain seperti Shinji Kagawa.
"Korea Selatan bisa menghasilkan 100 pemain seperti Son Heung-min.
"Sedang Thailand sejauh ini hanya memiliki beberapa pemain unggulan seperti Piyapong, Chanathip, dan Kiatisuk," ujar legenda timnas Thailand itu.
Sementara menurut Witthaya Laohakul, hanya beberapa klub Thailand yang memiliki pusat pelatih pemuda selain swasta, sehingga hanya menghasilkan 2 persen pemain bagus.
Editor | : | Metta Rahma Melati |
Sumber | : | Thethao247.vn |
Komentar