BOLASPORT.COM - Pebulu tangkis tunggal putra Malaysia, Lee Zii Jia, baru saja menelan kekalahan pahit pada French Open 2022. Kekalahan dari Shesar Hiren Rhustavito membuat Lee pulang lebih cepat.
Lee Zii Jia yang notabene pemain unggulan ketiga pada French Open 2022, bertemu dengan tunggal putra Indonesia, Shesar Hiren Rhustavito pada babak pertama.
Setelah berhasil menjadi runner-up Denmark Open 2022, Lee tentunya sangat optimis meraih kemenangan atas Shesar.
Menjalani pertandingan di Stade Pierre De Coubertin, Paris, Prancis pada Rabu (26/10/2022), Lee justru takluk dengan skor akhir 19-21, 18-21.
Menjalani pertandingan dengan sangat ketat, Lee harus menerima kenyataan pahit ketika memasuki angka-angka kritis karena kalah dari Shesar.
Melihat hal tersebut, mantan pemain tunggal putra Malaysia Datuk James Selvaraj menyarankan Lee untuk keluar dari zona nyaman dengan melakukan perubahan pada gaya bermainnya.
Menurut Selvaraj, saat ini pebulu tangkis ranking dua dunia tersebut bermain dengan monoton yang membuatnya sangat mudah ditebak oleh lawan.
Selvaraj menilai Lee perlu berdiskusi dengan pelatihnya, untuk mencari cara agar bisa menambah variasi serangan ketika berada di atas lapangan.
Selain itu, Selvaraj menyarankan agar Lee mencari cara agar permainnya menjadi susah ditebak lawan-lawannya, dengan begitu Lee akan meraih prestasi yang lebih baik.
Baca Juga: Kejuaraan Dunia Junior 2022 - Putra/Patra Calon Penerus Tengilnya Ganda Putra Indonesia
Menurut pandangan mantan pelatih kepala di BAM tersebut, Lee saat ini terlalu bergantung pada kekuatan menyerangnya dan tidak memiliki rencana cadangan ketika strategi yang diusungnya tidak berjalan dengan lancar.
"Saya pikir Zii Jia dan pelatihnya Indra Wijaya harus duduk dan merenungkan apa yang salah dan melakukan analisis menyeluruh dengan timnya," ucap Selvaraj dikutip BolaSport.com dari New Straits Times, Sabtu (29/10/2022).
"Dari penilaian saya, saya pikir permainan Zii Jia terlalu mudah ditebak, karena dia hanya mengandalkan smash mematikannya."
"Jelas, dengan tinggi badannya, dia salah satu smasher paling kuat di dunia."
"Dia bahkan bisa melakukan smash dengan backhand-nya, tidak banyak pemain yang bisa melakukannya."
Selvaraj menilai kemampuan tersebut belum cukup untuk membuat Lee selalu memenangkan pertandingan.
Selain berkaca pada pertandingan melawan Shesar, Selvaraj juga menunjukkan kelemahan dari Lee ketika dirinya ditantang Shi Yu Qi pada partai final Denmark Open 2022.
"Tapi sekali lagi, bagaimana jika itu tidak berhasil? Dia diekspos selama pertandingan terakhirnya melawan Shi Yuqi di final Denmark Open 2022," ucap Selvaraj.
"Di mana dia tampak tidak mengerti setelah satu demi satu serangannya digagalkan oleh Cina."
Baca Juga: French Open 2022 - Yang Tersisa dari Sadisnya Rehan/Lisa, Nelangsa untuk Ganda Tuan Rumah
Menurut Selvaraj, Indra Wijaya selaku pelatih dari Lee harus membantu Lee untuk menemukan cara melakukan variasi serangan.
Selain itu, Lee harus menggunakan pendekatan yang berbeda untuk setiap pertandingan dengan lawan yang berbeda.
"Indra harus membantunya untuk memvariasikan gaya permainan dan pendekatannya pada setiap pertandingan dan lawan secara berbeda," ucap Selvaraj.
"Saat ini, saya dapat melihat bahwa Zii Jia hanya memiliki satu cara bermain."
"Sehingga membuatnya rentan karena lawan-lawannya sudah membaca permainannya dengan baik."
Setelah menelan kekalahan dari Shesar, tunggal putra terbaik Negeri Jiran tersebut mengaku tidak berpuas diri meski menjadi pemain ranking dua dunia.
"Meskipun saya sekarang menjadi pemain nomor dua di dunia, saya tidak puas dengan pencapaian saya saat ini," ucap Lee dikutip dari Harian Metro.
"Saya masih berusaha untuk memperbaiki kelemahan karena ada hal-hal yang masih perlu ditingkatkan untuk berada di level yang lebih tinggi."
Baca Juga: French Open 2022 - Cedera Rusak Rencana Jonatan Kalahkan Naraoka
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | New Strait Times, Harian Metro |
Komentar