BOLASPORT.COM - Pembalap Ducati Lenovo, Francesco Bagnaia, selangkah lagi akan merengkuh gelar juara dunia MotoGP 2022.
Francesco Bagnaia akan mencetak sejarah dengan menjadi pembalap pertama dari jebolan akademi VR46 yang meraih gelar juara dunia kelas utama MotoGP.
Selain itu, Bagnaia juga memiliki kans besar menjadi pembalap Italia pertama yang merajai kelas tertinggi sejak terakhir kali Valentino Rossi pada musim 2009 silam.
Bagnaia kemungkinan sudah tak terbendung lagi untuk memastikan gelar juara pada MotoGP Valencia.
Di atas kertas, keunggulan 23 poin Bagnaia atas pesaing terdekat Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha) sudah sulit terkejar.
Bagaimana tidak? Gelar juara akan kembali ke pelukan Ducati jika Bagnaia meraih hasil balapan seburuk-buruknya finis di posisi ke-14 terlepas dari hasil yang diraih Quartararo nanti.
Meski begitu, finis di belakang bukan hasil yang diharapkan seorang calon peraih gelar bukan?
Bagnaia tentu bertekad meraih kemenangan pada balapan terakhir di Sirkuit Ricardo Tormo pada akhir pekan ini.
Apalagi Ducati merajai dalam balapan penutup musim lalu di Valencia yang menempatkan tiga pembalapnya di podium dengan Bagnaia finis terdepan.
Di balik itu semua, ada orang yang berperan penting dalam keberhasilan Bagnaia pada musim ini. Mereka adalah Valentino Rossi, Alessio Salucci, dan Alberto Tebaldi.
Allessio Salucci yang merupakan sahabat sekaligus orang kepercayaan Valentino Rossi menceritakan pertemuan pertama dengan pembalap asal Turin, Italia itu.
Pria yang akrab disapa Uccio itu merasa sedih dengan raut wajah penyesalan yang selalu ditunjukan Bagnaia karena penampilannya yang kurang memuaskan pada musim debutnya di kelas Moto3.
"Kami berada di Brno pada tahun 2013, kami bertemu di truk Dainese di mana Pecco pergi membawa jasnya. Dia membuat saya sedih," kata Uccio.
"Itu bukan pertama kalinya saya melihatnya seperti itu."
"Di Aragon, bersama Albi, kami mengajak ayahnya, Pietro, ke samping dan memberitahukan ide kami kepadanya. Matanya berbinar-binar," ujar Uccio.
Pertemuan pertama yang ternyata merupakan langkah besar Bagnaia bersama VR46.
Baca Juga: KTM Hanya Tinggal Menunggu Waktu Jadi Penghancur Tim Lain
Hingga akhrinya Bagnaia mendapatkan loncatan besar saat berhasil menjadi juara dunia Moto2 pada tahun 2018 lalu.
Musim belum berakhir, Bagnaia sudah mendapat tekanan dari Ducati untuk segera menanda tangani kontrak untuk bergabung bersama tim Pramac.
Namun Uccio merasa khawatir dengan itu karena hanya akan menggangu Pecco dalam balapannya.
Tetapi Bagnaia mampu meyakinkan Uccio bahwa dia akan melakukan segalanya untuk memenangkan kejuaraan dunia.
"Ducati menekan untuk menandatangani kontrak sebelum musim, saya tidak yakin, saya takut itu akan membuatnya tidak stabil," kata Uccio.
"Sampai Pecco mengatakan kepada saya, 'Saya tahu apa yang saya lakukan, pada 2019 saya akan membalap dengan Ducati, yang merupakan impian masa kecil saya, tapi saya berjanji akan memberikan 150 persen untuk memenangkan Kejuaraan Dunia bersama Anda'," kata Uccio menirukan ucapan Bagnaia.
"Dan dia menepati janjinya." ujar Uccio.
Baca Juga: Favorit Juara Dunia, Francesco Bagnaia Janji Tetap Garang
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | Corsedimoto.com |
Komentar