"Gelar Pecco tidak bisa dilebih-lebihkan lagi," ucapnya, dikutip BolaSport.com dari Speedweek .
"Karena pembalap Italia yang menang dengan motor Italia adalah wajah Italia bagi dunia, baik dari segi pembalap maupun teknologi yaitu Ducati Desmosedici."
"Merupakan sebuah kehormatan besar bagi Italia ketika salah satu pembalap kami mewakili teknologi kami dengan cara seperti ini."
Menurut Agostini Ducati juga layak diberikan penghormatan. Pasalnya, tidak mudah untuk menghancurkan dominasi pabrikan Jepang.
Terakhir kali pembalap Italia yang mampu menjuarai kelas para raja di atas motor dari negaranya adalah Agostini bersama MV Augusta pada 1972.
Sejak saat itu, pabrikan Jepang mengambil alih.
Sejak Agostini memenangi titel terakhinya bareng Yamaha pada 1974, cuma dua kali pabrikan Eropa merebut gelar dan salah satunya adalah Bagnaia.
"Setengah abad berlalu sebelum sejarah terulang kembali. Karena itu tidak mudah, pabrikan Jepang telah bekerja sangat keras untuk unjuk gigi," ucap Agostini.
"Sungguh luar biasa bahwa Ducati, pabrikan yang jauh lebih kecil daripada rival mereka dari Jepang mampu menghasilkan berbagai macam motor yang mampu menang."
Baca Juga: Hasil WSBK Indonesia 2022 - Toprak Menangi Race 1, Pesta Juara Ducati Tertunda
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Speedweek.com |
Komentar