Adnan Maulana/Nita Violina Marwah harus mengubur impian lolos ke semifinal setelah enyerah dari Feng Yan Zhe/Huang Dong Ping (China) dengan skor telak dalam dua gim langsung.
"Permainan kami tidak keluar sama sekali. Dari awal terus tertekan. Pola permainan kami benar-benar tak berkembang. Ini yang membuat kami kalah," kata Adnan dilansir BolaSport.com dari PBSI.
"Permainan kami sama sekali tidak berkembang. Permainannnya jelek. Selama berlangsung, kami terus ditekan. Juga banyak melakukan kesalahan sendiri," aku Nita.
Menurut Adnan, pasangan asal Negeri Tirai Bambu itu memang tampil lebih baik. Dari kacamatanya, Huang Dong Ping memiliki pertahanan kuat. Beberapa kali diserang tidak tembus. Apalagi, karakter shuttlecock yang digunakan termasuk berat.
"Sementara pemain putra, serangannya tajam karena punya postur tinggi. Pertahanannya juga lebih rapat. Kalau kami salah buang, pasti langsung disergap. Itu yang terjadi dalam pertandingan tadi," tutur Adnan.
Adnan melanjutkan bahwa dalam pertandingan tadi seharusnya bersama Nita, dia bisa tampil lebih baik lagi.
"Harusnya kami lebih berani lagi. Cuma kami tidak diberi angin. Sudah mencari segala cara, tetapi lawan nggak mati-mati," ucap Adnan lagi.
Meski gagal melaju ke semifinal ajang BWF World Tour Super 300 ini, menurut Adnan, setelah mengikuti tiga turnamen, yaitu Indonesia International Challenge dan Indonesia Masters Super 100 di Malang, serta Australia Open, ada hal positif yang didapat.
"Paling tidak, komunikasi kami kini lebih lancar dan ada kemajuan. Selain itu, saling pengertian juga makin baik," kata Adnan.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | tournamentsoftware.com, PBSI.id |
Komentar