"Pada gim kedua, saya juga belajar dari kekalahan di Hylo Open lalu. Saat itu, saya kalah tipis karena kesalahan-kesalahan kecil," aku Gregoria.
"Kali ini saya tidak ingin kesalahan-kesalahan kecil itu terulang lagi. Yang penting harus dapat poin dan saya harus memaksa. Fokusnya juga saya paksa dan juga harus tahan," ucap Gregoria.
Pada gim ketiga, dengan kondisi sama-sama capek, Gregoria hanya berprinsip harus bisa tahan saja. Dia memaksa untuk tidak gampang menyerah.
"Saya main seperti pada gim kedua saja. Memang pada awal gim ketiga saya masih sempat belum in dan buru-buru juga. Tetapi dengan memaksa, saya akhirnya bisa unggul 11-8 dan terus memimpin dan makin yakin."
"Saya tetap terus memaksakan diri. Saya tidak berpikir sudah unggul jauh. Saya malah lebih hati-hati, sebelum gim berakhir," kata Gregoria.
Pada bbaak final. Gregoria akan bertemu unggulan pertama, An Se-young (Korea Selatan) yang pada semifinal mengalahkan Pornpawee Chochuwong (Thailand), 21-16, 21-11.
"Besok saya ingin lebih memaksa lagi. Maklum, dia bukan lawan mudah. Lawan kelasnya sudah di atas saya. Besok saya tidak boleh gampang menyerah. Coba memaksimalkan yang ada," ujar Gregoria.
Gregoria juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada suporter Indonesia yang datang mendukungnya.
"Terima kasih kepada suporter Indonesia yang datang dan mendukung saya. Saat saya kalah di gim pertama, mereka tetap semangat dan terus mendukung saya sampai pertandingan selesai," ucap Gregoria.
Namun, keberhasilan Gregoria tidak diikuti Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja. Pasangan ganda campuran profesional ini takluk kepada Kim Won-ho/Jeung Na-eun (Korea Selatan), dengan skor 21-14, 13-21, 8-21.
"Tenaga kami sudah habis. Lawan pertahanannya juga sangat kuat dan susah ditembus, terutama di gim kedua dan ketiga. Tetap, kami tetap bersyukur bisa melangkah sejauh ini," ucap Gloria.
Baca Juga: Rekap Semifinal Australia Open 2022 - Gregoria Jadi Harapan Satu-Satunya Indonesia
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | PBSI.id |
Komentar