Ditambah penyerangan kedutaan besar Amerika di Iran 4 November 1979, serta dukungan Amerika untuk Irak selama Perang Iran-Irak, membuat hubungan antara kedua negara memburuk.
Syahdan, keadaan tersebut membuat pemimpin tertinggi Iran, Ali Khamenei, meminta timya, Iran, untuk tidak berjalan menuju ke tim Amerika Serikat.
Karena sabda dari Khamenei yang meminta Iran tidak berjalan ke arah tim Amerika Serikat, perangkat pertandingan pun harus berkompromi.
Mehrdad Masoudi, salah satu petugas media FIFA, bernegosiasi dengan tim Amerika Serikat, dan sebagai hasilnya, The Stars and Stripes berjalan menuju Iran.
"Salah satu masalah pertama adalah bahwa Iran adalah tim B dan Amerika Serikat adalah tim A," jelas Mehrdad Masoudi, dinukil BolaSport.com dari Four Four Two.
"Menurut peraturan FIFA, tim B harus berjalan menuju tim A untuk jabat tangan pra-pertandingan."
"Namun, Pemimpin Tertinggi Iran, Khamenei, memberi perintah tegas bahwa tim Iran tidak boleh berjalan ke arah Amerika Serikat," ujar Masoudi melanjutkan.
In 1998, the last time USA played Iran at the World Cup, players from both teams came together in a joint team photo as a show of solidarity to each other and a rejection of the geopolitical tensions between both countries. Will they do this again tomorrow? pic.twitter.com/rKwQKz4FO3
— Machete y Mate (@MacheteyMate) November 29, 2022
Di luar lapangan, menurut laporan Washington Post yang dinukil BolaSport.com, sebuah organisasi teroris bernama Mujahedin Khalq telah membeli 7.000 tiket untuk pertandingan tersebut dan berencana menggelar protes selama pertandingan.
Mujahedin Khalq adalah kelompok teroris yang didanai oleh Saddam Hussein yang tujuan utamanya adalah untuk mengacaukan rezim Iran.
Rencana yang ingin mereka lakukan tentu saja gagal karena tidak diterima di Lyon.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | washingtonpost.com, Fourfourtwo.com |
Komentar