BOLASPORT.COM - Bos Ducati, Davide Tardozzi, mengatakan bahwa rasa kekeluargaan dan saling percaya yang terbangun menjadikan mereka berhasil menjadi yang terbaik pada MotoGP 2022.
Ducati tahun ini benar-benar tampil solid dan tidak banyak menciptakan celah, sehingga sukses meraih gelar juara dunia bersama Francesco Bagnaia.
Bagnaia meraih gelar juara dunia setelah mengalahkan Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha).
Meski sempat melakukan beberapa kesalahan pada paruh pertama MotoGP 2022, Bagnaia membayarnya dengan penampilan impresif pada paruh kedua.
Bagnaia akhirnya sukses menjadi juara dunia sekaligus mengakhiri penantian Ducati selama 15 tahun terakhir.
Selain sukses menjadi juara dunia bersama Bagnaia, Ducati juga berhasil menyabet predikat sebagai tim dan konstruktor terbaik.
Menurut Tardozzi keberhasilan mereka meraih itu semua, tidak lepas dari kekompakan seluruh timnya dalam melakukan setiap pekerjaan.
Rasa kekeluargaan serta saling percaya satu sama lain yang terbangun membuat Bagnaia menjadi nyaman dan mampu tampil apik di atas lintasan.
"Saya pikir yang paling penting adalah hubungan yang sangat dekat yang kami miliki dengan Pecco di Ducati ," ucap Tardozzi dikutip BolaSport.com dari Corsedimoto, Rabu (30/11/2022).
Baca Juga: 4 Kali Operasi Belum Cukup untuk Sempurnakan Lengan Marc Marquez
"Saya pikir itu kuncinya. Kami tidak pernah kehilangan kepercayaan satu sama lain."
"Dan itu membuat perbedaan besar dalam mengembalikan kami ke jalur yang benar. Kelompoknya sangat ketat di sekelilingnya ."
Selain kekompakan tim yang sangat baik, rahasia kesuksesan Ducati meraih triple crown pada musim 2022 ini terletak pada pekerjaan yang dilakukan oleh para teknisi.
Para teknisi pabrikan Borgo Panigale, sangat baik dalam mengumpulkan data di pit maupun di atas lintasan untuk menemukan solusi yang paling tepat jika motor mereka mengalami masalah.
Jika berkaca pada masa lalu, Ducati sebenarnya sudah memiliki motor yang bertenaga namun kelemahannya adalah sangat sulit dikendalikan.
Baca Juga: DNA Alien Marc Marquez Masih Ada, Problem Honda Bukan Soal Motor dan Pembalap
Bahkan seorang maestro seperti Valentino Rossi, sempat kesulitan menjinakkan motor Desmosedici.
"Ducati 2007 adalah motor yang ekstrim, dengan mesin yang sangat bertenaga namun hampir tidak bisa diatur," ucap Cristian Gabarrini yang merupakan salah satu crew chief di Ducati.
"Mesin itu sangat haus akan bahan bakar, menghabiskan banyak bahan bakar."
Kini Desmosedici menjadi motor yang bertenaga sekaligus mudah untuk dikendalikan berkat berbagai kemajuan yang dibuat.
Terutama pada bagian elektronik yang disematkan di dalam Desmosedici.
"Selama bertahun-tahun manajemen mesin telah disempurnakan, itulah mengapa Ducati sekarang menjadi salah satu motor terbaik di grid," kata Gabarrini.
Baca Juga: Alex Marquez Salahkan Ketergantungan Honda pada Marc Marquez
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Corsedimoto.com |
Komentar