"Chen Qingchen/Jia Yifan memiliki tahun yang sangat baik, memenangkan 6 gelar, tetapi mereka tidak memiliki rekor yang bagus dengan Rahayu/Ramadhanti."
"Chen Qing Chen dan Jia Yifan bertemu tiga kali tahun ini, pertama di Indonesia Masters, tetapi kemudian di Malaysia Open di mana mereka kalah dari kedudukan imbang 1-1."
"Pasangan lainnya (Zhang/Zheng) telah mengalami kesulitan untuk mengalahkan Rahayu/Ramadhanti."
"Pasangan Indonesia telah menjadi saingan terbesar bagi tim ganda putri nasional menuju Olimpiade Paris."
"Gaya permainan Rahayu/Ramadhanti bersifat ofensif dan sangat mirip dengan Chen Qingchen/Jia Yifan."
"Satu-satunya kelemahan dari pasangan ini (Apriyani/Fadia) adalah mereka mungkin belum sebagus pasangan China."
"Akan tetapi, mereka sedang berada di musim pertama sebagai pasangan dan akan menjadi lebih kuat seiring berjalannya waktu."
"Sementara itu Chen Qing Chen/Jia Yi Fan tidak memiliki banyak potensi lain untuk ditingkatkan dan lebih soal mempertahankan kekuatan yang sudah ada."
Walau hanya terpaut satu tahun dengan Apriyani, Chen/Jia, sama-sama kelahiran 1997, sudah eksis di ganda putri sejak lama.
Setelah menjadi juara dunia junior pada 2015, Chen/Jia langsung menjadi kampiun turnamen Superseries pada tahun berikutnya, termasuk Superseries Finals, pendahulu World Tour Finals.
Mereka kini menjadi salah satu pasangan ganda putri tersukses dengan raihan medali emas dari Kejuaraan Dunia (3 kali), Kejuaraan Asia (2 kali, dan Asian Games (1 kali).
Baca Juga: Catatan Spesial Para Unggulan Pertama BWF World Tour Finals 2022
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Sohu.com |
Komentar