Hal itu seperti diungkapkan murid Valentino Rossi dalam wawancara dengan La Gazzetta dello Sport.
"Saya telah mencerna fakta bahwa saya menjadi seorang juara, meski untuk bisa memahaminya secara sepenuhnya saya harus pergi berlibur," ujar Bagnaia, dikutip dari Corsedimoto.com.
"Saya akan pergi ke luar negeri, tapi saya akan menyimpan tujuannya untuk diri saya sendiri," tambahnya.
Keberhasilan merengkuh gelar pada musim lalu di satu sisi telah mengonfirmasi potensi besar yang dimiliki Bagnaia.
Setelah debut yang kurang mulus di kelas para raja, juara dunia Moto2 musim 2018 ini mulai menunjukkan sinarnya dengan performa kuat.
Musim lalu Bagnaia menang empat kali dan finis di atas podium satu kali lagi dalam enam seri terakhir.
Menariknya semuanya dimulai dari kemenangan pertamanya di MotoGP, tepatnya saat balapan di Aragon, Spanyol.
Bagnaia sendiri masih merasa dirinya bisa meningkat. Dia tidak ingin rentetan hasil gagal finis kembali terulang musim depan.
Sebagai informasi, Bagnaia lima kali gagal finis pada musim lalu. Dia pun menjadi pembalap pertama yang bisa menjadi juara setelah mengalaminya.
Baca Juga: Kenapa Juara MotoGP Tak Semeyakinkan Zaman Rossi dan Marquez?
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Corsedimoto.com |
Komentar