Meski sempat memberikan perlawanan pada gim kedua, permainan Ahsan/Hendra menurun karena banyak melakukan kesalahan sendiri yang menguntungkan Liu/Ou.
"Hari ini mereka memang bermain bagus. Bola kami sudah terbaca oleh mereka, kami kalah di lapangan depan dan bola kecilnya," kata Hendra dilansir BolaSport.com dari PBSI.
"Pada gim ketiga, setelah unggul kami malah kecolongan dari servis mereka hingga tersusul 11-9. Setelah itu memang agak hilang fokusnya dan kami banyak melakukan kesalahan-kesalahan sendiri," aku Hendra.
"Tadi memang niatnya harus mengadu di depan dan bola-bola drive karena kalau terlalu banyak mengangkat, defense kami juga tidak kuat-kuat amat," ucap Hendra
Sementara itu, Ahsan bersyukur bisa menjadi runner-up di usia mereka yang sudah tidak muda lagi.
"Bersyukur Alhamdulillah bisa masuk final di kejuaraan ini. Kami juga mengakui hari ini pasangan China bermain lebih baik. Secara permainan, kami sudah mengeluarkan semua yang terbaik, sudah maksimal," tutur Ahsan.
"Pada gim kedua, kami sudah tertinggal jauh, tetapi kami tidak mau menyerah begitu saja. Kami terus mencoba sebisa mungkin. Ketika mendekati poin mereka, mereka terlihat agak goyang dan akhirnya bisa tersusul."
Dengan hasil pada 2022, Hendra bertekad tetap berkompetisi pada 2023. Hendra saat ini berusia 38 tahun, sementara Ahsan berusia 35 tahun.
"Pada 2023, kami masih akan main walau umur semakin tua. Hanya tidak akan mematok target apa-apa. Kami mau menikmati setiap pertandingan saja," ucap Hendra.
"Secara keseluruhan, 2022 kami sangat bersyukur masih bisa beberapa kali final walau hasilnya selalu runner up. Kami tahu usia kami sudah tidak muda lagi. Jadi, ini merupakan pencapaian yang bagus," kata Ahsan menambahkan.
Indonesia masih memiliki satu wakil yang bertanding pada babak final. Anthony Sinisuka Ginting akan menghadapi Viktor Axelsen (Denmark).
Baca Juga: BWF World Tour Finals 2022 - Jonatan Christie Doakan Anthony Ginting Full Senyum di Final
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | PBSI.id |
Komentar