"Saya dan Viktor tahun ini sudah sering bertemu dan memang semuanya harus tepat dan cermat, strategi, kesabaran dan penempatan bola."
"Di gim kedua saya coba terus cari celah tapi kan poin jalan terus. Ketika sudah tidak ketemu caranya jadi banyak mati sendiri."
Saat menghadapi Naraoka, Axelsen terlihat kesulitan menghadapi bola-bola rendah sang pemain muda.
Naraoka dapat memaksa Axelsen membuat pengembalian yang buruk dengan dropshot ataupun dengan mengadu netting.
Saat laga final Anthony mencoba hal yang sama. Beberapa di antaranya membuahkan hasil. Namun, kali ini Axelsen tak mudah dimatikan.
Pertahanan Axelsen lebih kukuh hingga mampu mencuri poin. Jarak poin yang makin besar membuat Anthony kehilangan arah.
Selain malah memberi umpan dengan bola tanggung, Anthony sering mati sendiri karena smes yang terburu-buru, utamanya pada gim kedua.
Mengenai perubahan performa dalam waktu sehari ini, Axelsen menunjuk kondisi lapangan sebagai penyebabnya.
Ketika menghadapi Naraoka, Axelsen mengaku tidak nyaman karena angin yang terlalu kencang.
Baca Juga: Rekap BWF World Tour Finals 2022 - Indonesia dan Thailand Senasib, China Juara Umum
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | BWFBadminton.com, PBSI.id |
Komentar