"Kami berubah dan menjadi kompetitif, tapi kami selalu menjadi yang kedua," ucap Ciabatti dikutip BolaSport.com dari Corsedimoto.com.
"Masalahnya adalah hidup berdampingan dengan Marc Marquez yang luar biasa."
Periode sulit tersebut terjadi pada periode 2017-2019. Saat itu Andrea Dovizioso yang masih membela Ducati menjadi runner up selama tiga musim secara beruntun.
Pada MotoGP 2020 dan MotoGP 202, gelar juara direbut oleh pembalap tim pabrikan berbeda yakni Joan Mir dari Suzuki dan Quartararo dari Yamaha.
Marc Marquez tak dapat bersaing karena mengalami cedera patah lengan tangan. Adapun Ducati menjadi runner-up lagi lewat Bagnaia pada 2021.
Kini Ciabatti puas dengan performa yang ditunjukkan Desmosedici GP dan Bagnaia. Dia pun yakin persaingan ke depan akan sulit dalam mempertahankan gelae juara.
Alasannya karena tim lain tentu akan meningkatkan performa dan juga Marquez kemungkinan akan tampil prima lagi pada musim depan.
"Ini adalah musim yang hebat karena kami bisa memenangkan dua gelar (termasuk konstruktor)," ujar Ciabatti.
"Di kejuaraan MotoGP nanti akan lebih sit karena Bagnaia akan menanjak, tapi kami tidak akan pernah kehilangan kepercayan," tutur Ciabatti.
Baca Juga: Bos Aprilia Nilai Terlalu Berlebihan jika Terapkan Teknologi F1 pada MotoGP
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Corsedimoto.com |
Komentar