BOLASPORT.COM - Utusan PSSI untuk naturalisasi, Hamdan Hamedan menceritakan bagaimana proses naturalisasi dimulai hingga standar tinggi yang ditetapkan pelatih timnas Indonesia Shin Tae-yong.
Timnas Indonesia memang belakangan ini melakukan naturalisasi beberapa pemain dan terbaru ada dua pemain yang telah resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI).
Kedua pemain yang resmi menjadi WNI itu yakni Sandy Walsh dan Jordi Amat.
Sementara untuk Shayne Pattynama masih dalam proses naturalisasi.
Baca Juga: Timnas Indonesia Dipastikan Tanpa Uji Coba Menuju Piala AFF 2022
Bahkan ada beberapa pemain untuk timnas U-20 Indonesia yang juga masih dalam proses naturalisasi yakni Justin Hubner dan Ivar Jenner.
Proses naturalisasi yang sudah dilakukan saat ini itu dimulai dengan perjalanan dan perjuangan yang panjang.
Hamdan Hamedan mengatakan bahwa nama-nama di atas itu bisa didapatkan hingga dimulai naturalisasi seelah pencarian yang membutuhkan proses panjang.
“Jadi gini, pada saat saya menciptakan database, sebelum saya bicara mengenai Coach Shin ya. Saya menciptakan database itu menggunakan berbagai macam website, transfermrkt, FIFA, KNVB, semua website itu kita kumpulkan, kita crawling tuh data-data pemain tersebut. Nah itu akhirnya dapet lah begitu banyak nama,” ujar Hamdan Hamedan kepada awak media termasuk BolaSport.com di Kawasan Kemang, Jakarta, Sabtu (10/12/2023).
“Kemudian kita juga melakukan interview, mengontak langsung. Dari pemain yang kita tenggarai punya keturunan Indonesia, kita konfirmasi. Nah ternyata betul punya keturunan Indonesia, dan mereka memberitahu kepada kita “eh di klub saya ada 4 orang lain loh punya keturunan Indonesia juga” Jadi dari situ kita menambah pemain. Nah sekarang sudah 180 dan terus bertambah,” ucapnya.
Selanjutnya proses naturalisasi bakal dilakukan dengan mengumpulkan data, bahkan hinga analisis video.
Reset bakal langsung dilakukan oleh tim pelatih dengan mengumpulkan informasi secara keseluruhan.
Baca Juga: Manchester United Tertarik Rekrut Murid Shin Tae-yong, Harry Maguire Wajib Ketar-ketir
Analisis video tentu saja dilakukan karena Shin Tae-yong memiliki standar yang tinggi untuk menaturalisasi pemain.
“Coach Shin Tae-yong sendiri, terutama video analyst-nya yang bernama Coach Kim Jong-jin juga melakukan hal yang sama. Mengumpulkan informasi-informasi pemain keturunan, kemudian tentu mereka menggunakan tools-tools tertentu ya, entah itu Wyscout, dll untuk meriset pemain tersebut. Setelah dilakukan riset tersebut, maka mereka memberikan nama-nama tersebut kepada kami,” kata Hamdan.
“Lalu kami mencoba memastikan bahwa pemain-pemain tersebut memang berdarah Indonesia dan eligible untuk dinaturalisasi.”
Hamdan menjelaskan bahwa Shin Tae-yong memang memasang standar tinggi untuk pemain naturalisasi.
Pemain diharuskan memiliki skill yang bagus dan sesuai dengan harapan Shin Tae-yong.
Apabila pemain tersebut memenuhi standar pelatih asal Korea Selatan itu maka naturalisasi baru bisa dilakukan.
Namun, itu pun tak bisa langsung diproses, sebab Shin Tae-yong juga menerapkan trial juga.
Hal ini tentu saja dilakukan untuk melihat performa permain apakah sudah sesuai dengan standar Shin Tae-yong.
“Kemudian, memang coach shin itu mempunyai standar yang tinggi ya. tentunya biasanya ada trial. Setelah lulus trial, biasanya coach Shin akan mengirim surat resmi untuk meminta pemain tersebut untuk dinaturaslisasi. Kurang lebih seperti itu,” ucapnya.
Dengan mekanisme yang panjang ini, tentu saja Hamdan berharap pecinta sepak bola Indonesia bisa lebih bersabar.
Sebab untuk proses naturalisasi ini tak bisa dilakukan bergitu saja.
Hamdan mengatakan bahwa proses naturalisasi ini jalannya penuh lika-liku.
“Betul, memang naturalisasi ini tidak seperti kita order sesuatu dari e-commerce ya. Pencet, masukkan pin, kemudian dua hari kemudian sampai, tidak seperti itu. Ada proses panjang, ada proses riset, rekomendasi pelatih, trial, pemanggilan untuk melengkapi dokumen, setelah dokumen lengkap kemudian ada surat rekomendasi dari Kemenpora, surat dari kemenpora itu kemudian di-bundle dengan dokumen yang kami dapat dari pemain kemudian diserahkan kepada Kemenkumham,” tutur Hamdan.
“Dari situ kemudian dianalisa, dipastikan bahwa memang pemain itu eligible untuk mendapatkan kewarganegaraan Indonesia, kemudian dilempar ke kemensetneg, dari situ kemudian ditandatangani presiden agar bisa diserahkan ke DPR, di DPR itu akan ada sidang paripurna menentukan tanggal kapan pemain ini akan disidang di komisi III dan X. Jika sudah disepakati di Komisi III dan X kemudian ada sidang paripurna lagi yang menyetujui hal tersebut,” ujarnya.
Baca Juga: Tak Butuh Waktu Lama, Pemain Timnas Indonesia Langsung Rasakan Khasiat Latihan ala Shin Tae-yong
“Kemudian dokumen ini dilempar kembali ke Setneg, kemudian Setneg menanyakan aspek keamanan, security, misalnya dari BIN ataupun sebelumnya sudah ditanyakan, kemudian disiapkan kepresnya, kemudian ditandatangani presiden, kemudian dikembalikan lagi kepada Kumham, kemudian mengeset jadwal pemanggilan sumpah, kemudian setelah pemain disumpah maka harus mengurus KTP, Paspor, KK, kemudian setelah itu barulah kita change of association, kalau itu sudah diterima, berarti pemain tersebut sah untuk membela Indonesia.”
Jadi kalau dilihat bagaimana prosesnya dari menaturalisasi pemain, itu kurang lebih melibatkan 4 kementerian. Kemenpora, Kemenkumham, Kemensetneg, Kemendagri. Melibatkan federasi sepak bola tentunya, federasi atau cabor. Kemudian melibatkan 2 komisi di DPR, Komisi III dan X, melibatkan BIN, melibatkan Presiden RI, melibatkan Kemendagri. Dan melibatkan FIFA.”
Tak hanya beberapa nama diatas, Shin Tae-yong juga sebelumnya telah mentrial dua pemain untuk proses naturalisasi tersebut.
Dua pemain naturalisasi itu yakni Zico Soree dan Rafael Stuick.
Keduanya sebelumnya ikut pemusatan latihan (TC) di Spanyol dan telah tampil dengan timnas U-20 Indonesia dalam laga uji coba.
View this post on Instagram
Editor | : | Mochamad Hary Prasetya |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar