Yamaha punya pengalaman buruk mengenai hal ini.
Pada musim 2020 upaya Yamaha membangun mesin dengan pembaruan signifikan malah berakhir kontra-produktif.
Kasus gagal mesin karena masalah klep memaksa mereka menahan daya pacu si kuda besi demi tidak melewati batas alokasi mesin dalam semusim.
Ide besar yang menumpuk selama pembekuan mesin pun tidak bisa tersalurkan semuanya.
"Karena Covid kami benar-benar berhenti selama dua musim dengan pembekuan mesin. Artinya kami tidak bisa melakukan peningkatan pada 2021," ujar Jarvis kepada Crash.net.
"Kemudian pada 2022 pada dasarnya kita membuka pintu air."
"Kami sangat sibuk mengembangkan mesin 2022 dengan sebuah level performa yang berbeda dalam hal tenaga."
"Pada akhirnya, ini selalu soal mengevaluasi peningkatan performa dengan faktor reliabilitas, dan jika tidak ada jaminan reliabilitas 100 persen maka kita harus bersikap ragu."
"Pada dasarnya saat itu kami memutuskan untuk menghindari risiko apapun."
Baca Juga: Curhat dengan Huruf Kapital, Fabio Quartararo 'Pecut' Yamaha agar Kerja Keras
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Crash.net |
Komentar