Baca Juga: Valentino Rossi Tuding Ducati Jadi Sumber Petaka Semua Pabrikan MotoGP
Puncaknya tahun ini mereka berhasil mengakhiri puasa gelarnya selama 15 tahun, bersama Francesco Bagnaia mereka tidak terbendung.
Meski sempat kesulitan di awal musim, Bagnaia perlahan bangkit dan pada akhirnya mampu mengalahkan Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha).
Tidak hanya itu Ducati juga berhasil meraih gelar triple crown setelah pabrikan Italia tersebut menjadi yang terbaik di klasemen tim dan konstruktor.
Meski tahun ini mereka sukses besar karena mendominasi MotoGP, Dall’Igna mengatakan bahwa target ini sebenarnya sedikit meleset.
Pasalnya Dall’Igna sempat percaya diri bahwa Ducati bisa meraih gelar juara dunia lebih cepat.
"Tujuan utama dan alasan saya bergabung dengan Ducati adalah satu-satunya gelar yang saya lewatkan di CV saya," ucap Dall’Igna dikutip BolaSport.com dari Speedweek.
"Saya pikir Ducati adalah satu-satunya tempat di Italia yang bisa saya dapatkan."
"Sejujurnya, dalam perhitungan saya, saya telah merencanakan untuk memenangkan gelar lebih awal."
"Tapi MotoGP adalah kelas yang sulit. Dengan ketekunan yang besar, akhirnya kami berhasil mewujudkan mimpi ini."
Meski gagal mewujudkan targetnya dengan mengantarkan Ducati menjadi juara dunia lebih cepat, bagi Dall’Igna kini yang paling penting adalah apa yang akan mereka capai di masa depan.
"Yang lebih penting adalah apa yang akan terjadi di masa depan," ucap Dall’Igna.
Baca Juga: Saran Valentino Rossi untuk Yamaha Agar Tak Semakin Ketinggalan dari Ducati
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Speed Week |
Komentar