"Sekarang saya bisa melihat nama saya terukir di piala seperti ibu saya, yang sangat berarti bagi saya dan keluarga saya."
"Reaksinya ketika saya kembali dari Osaka adalah salah satu kebanggaan. Saya merasa ia akan menangis melihat saya menang, dan ia (ibu) memang menangis."
"Dengan memenangkan Japan Open, saya mempersiapkan diri untuk mengikuti jejak ibu saya. Dengan panutan seperti ibu saya, saya tidak bisa salah," tutur Kim.
Soal prestasi, ibu Kim sudah mencatatkan banyak prestasi dengan lima gelar juara All England di sektor ganda putri hingga merebut medali emas pada Olimpiade Barcelona 1992.
Chung menjadi juara Olimpiade bersama pasangannya, Hwang Hye-young, usai mengandaskan ganda putri China, Guan Weizhen/Nong Qunhua di partai puncak.
Secara total, dengan tidak kurang dari 13 pasangan, legenda Korea ini telah memenangkan lebih dari 40 gelar di nomor ganda putri dan campuran.
Baca Juga: Jadi Korban Apriyani/Fadia Saat BWF World Tour Finals, Ganda Malaysia Babak Belur Tutup Tahun 2022
"Ibu saya selalu menjadi panutan saya. Semua pencapaiannya selama bertahun-tahun sangat luar biasa," ucap Kim.
"Saat tumbuh dewasa, saya ingin menjadi seperti dia. Itulah mengapa saya banyak berlatih bulutangkis sepanjang hidup saya. Jika memungkinkan, saya ingin menjadi lebih baik darinya," tutur Kim.
Kim menyebutkan ibundanya adalah panutannya dengan berkarier sebagai pemain bulu tangkis profesional hingga akhirnya mulai bersinar pada tahun ini setelah pertama kali dipasangkan dengan Jeong Na-eun pada 2019.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BWFBadminton.com |
Komentar