BOLASPORT.COM - Sebuah pesan singkat Lionel Scaloni untuk Lionel Messi beberapa tahun silam menjadi sumber dari semua kesuksesan yang dituai timnas Argentina hingga puncaknya juara Piala Dunia 2022.
"Halo, Leo. Saya Scaloni. Dengan Pablo (Aimar) kami ingin berbicara denganmu." Begitu bunyi sebuah pesan singkat yang diterima Lionel Messi via Whatsapp.
Pesan dikirimkan Lionel Scaloni, yang kala itu baru ditunjuk menukangi timnas Argentina, buat sang kapten.
Momennya terjadi pada suatu hari tak lama setelah Lionel Messi mempertimbangkan pensiun dari tim nasional usai kehancuran pada Piala Dunia 2018.
Albiceleste lolos dari fase grup susah payah hanya untuk didepak timnas Prancis di babak 16 besar.
Efeknya menyebar ke mana-mana. Jorge Sampaoli dipecat dari kursi pelatih petahana.
Lionel Messi merana, menghilang dari radar, dan sempat berpikir buat pensiun dari negaranya.
Timnas Argentina pun di ujung tanduk.
Pada 2 Agustus 2018, federasi mengambil langkah cepat menunjuk duet Lionel Scaloni dan Pablo Aimar sebagai pengganti Sampaoli.
Awalnya, kombo Scaloni-Aimar cuma disiapkan menjadi caretaker untuk dua partai saja saat melawan Guatemala dan Kolombia, September tahun itu.
Baik Scaloni maupun Aimar disambut hantaman kritik dari banyak pihak lantaran minimnya rekam jejak di bangku pelatih.
Scaloni sebelumnya cuma menjabat pelatih timnas U-20 Argentina dan tangan kanan Sampaoli.
Aimar bahkan sempat tak memiliki niat banting setir jadi pelatih.
"Saya tak tahu bagaimana mengelola 25 pemain dan membuat mereka bahagia," ujarnya, sebelum akhirnya mau membantu Scaloni dan mengemban tugas melatih tim U-17.
Tak main-main, sindiran nyelekit datang dari legenda akbar, Diego Maradona.
El Diego menilai Scaloni tak punya kapabilitas menukangi timnas Argentina lantaran rekam jejak yang minim setelah federasi menunjuknya.
"Scaloni adalah anak yang hebat, tapi dia bahkan tak bisa mengatur lalu lintas," ucap Diego Maradona kepada Clarin beberapa tahun lalu soal penunjukan Scaloni.
"Bagaimana kita bisa memberikan posisi tim nasional kepada Scaloni?"
"Bukan maksud menyerang. Sebagai orang biasa di luar lapangan, mari kita adakan barbeku bersama."
"Tapi sebagai pelatih di tim nasional, tidak," kata Maradona.
Seiring berjalannya waktu, Scaloni sang pelatih pemula itu menjungkirbalikkan segala prediksi.
Di luar pendekatan taktik yang cocok dengan materi tim, keunggulan Scaloni daripada para pendahulunya adalah mengedepankan emosi dan ikatan personal dengan setiap pemain.
Caranya mengajak Lionel Messi kembali ke timnas melalui pesan Whatsapp lalu dilanjutkan dengan panggilan video pribadi adalah bukti eks pemain Mallorca dan Lazio itu negosiator dan ahli diplomasi ulung.
Coba kalau rayuan Scaloni gagal meyakinkan Leo Messi comeback ke timnas, barangkali saat itu juga berakhir karier sang superstar buat negaranya.
Peran Pablo Aimar sebagai pendamping guna membujuk Messi tidak kalah krusial.
Eks playmaker jagoan Valencia adalah idola Messi sewaktu kecil sehingga faktor kedekatan-kedekatan personal inilah menjadi detail yang sukses membuat Scaloni spesial di mata para pemain.
Baca Juga: Dari Malaysia ke Qatar, Lionel Scaloni Bawa Argentina Juara Piala Dunia dalam Seperempat Abad
Setiap individu yang diajaknya merasa dianggap penting berperan di skuad.
Sebelum dilirik Scaloni, mungkin tak banyak orang yang tahu betapa krusial peran sosok macam Alexis Mac Allister, Lisandro Martinez, sampai Julian Alvarez.
Kombinasi kebintangan Messi, potensi Mac Allister dkk, kematangan personel senior, taktik fleksibel, serta kepemimpinan Scaloni melebur sempurna dalam kuali yang menghasilkan resep mujarab guna melahirkan gelar Piala Dunia 2022 bagi timnas Argentina.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Tycsports.com, Clarin.com |
Komentar