"Dari sudut pandang perusahaan, akan sangat menyenangkan jika pembalap kami memilih nomor 1."
"Tetapi di sisi lain, kami memahami bahwa ada sedikit takhayul yang terlibat dan fakta bahwa saat ini para pembalap membangun citra dan merchandise di sekitar nomor mereka," tutur Ciabatti.
Belum ada lagi angka nomor 1 grid sejak Casey Stoner pada musim 2012.
Namun Ciabatti tetap Bagnaia kebebasan untuk menggunakan angka berapa yang akan digunakannya.
Baca Juga: Awas, Drama Valentino Rossi Vs Jorge Lorenzo Bisa Terjadi di Ducati
Apalagi Bagnaia juga tidak memiliki motor tetap sejak turun di kelas Moto3.
"Seperti yang dikatakan Pecco, saya benar-benar berpikir bahwa nomor 1 sangat menarik baginya, karena itu adalah pernyataan yang kuat - untuk pembalap dan pabrikan," kata Ciabatti.
"Tetapi di sisi lain, adalah keputusan yang sulit untuk melepaskan angka yang telah memberi Anda kebahagiaan," tuturnya.
"Tapi dia sudah pernah berganti nomor sebelumnya - dari 21 ke 42 ke 63. Dia memenangi gelar Moto2 dengan 42 dan gelar MotoGP tahun ini dengan 63."
"Mungkin itu bisa sedikit membantunya dalam mengambil keputusan," ucapnya sambil tersenyum.
"Namun pada akhirnya kami menyerahkan keputusan ini di tangan sang pembalap."
"Karena penting baginya untuk bisa bersantai dan berkendara dengan nomor yang paling mewakili dirinya," ujar Ciabatti.
Baca Juga: Peringatan untuk Aleix Espargaro, Bos Aprilia Mulai Kepincut dengan Miguel Oliveira
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | Speedweek.com |
Komentar