"Babak pembuka melawan Indonesia akan sangat sulit," kata Goh.
"Dan jika kami maju, saya rasa Malaysia lainnya tidak akan membuat kami mudah. Ini akan sulit sejak awal," ujarnya.
Chan/Goh sendiri hampir mencatatkan nama mereka menjuarai Malaysia Open pada edisi tahun 2016.
Sayangnya mereka dikalahkan rival dari Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, pada laga final.
"Melihat ke belakang, kami bisa melakukan yang lebih baik di turnamen kandang," kata Goh.
Baca Juga: Dua Kali Dipermalukan, Lee Chong Wei Tak Ingin Wakil Malaysia Ambyar Lagi di Kandang Sendiri
Tetapi pada tahun 2016, Chan/Goh mencapai tonggak sejarah terbesar mereka memenangkan perak di Olimpiade Rio dan menggapai puncak tertinggi dalam karier dengan menempati peringkat ketiga dunia.
"Ada gelar-gelar lain, tetapi berdiri di podium dengan medali perak Olimpiade akan selalu istimewa," ujar Goh.
"Dan memimpin kontingen kami di Olimpiade Tokyo 2020 sebagai pembawa bendera juga sangat berarti, rasanya seolah-olah saya berdiri di podium Olimpiade lagi. Biasanya, pemain pria yang dipilih," tuturnya.
Selain itu, Goh berharap kebangkitan ganda campuran Malaysia setelah dirinya pensiun.
"Saya benar-benar berharap akan ada lebih banyak pasangan campuran yang berkomitmen untuk meneruskan warisan kami," ujarnya.
Baca Juga: Praveen/Melati Sayangkan Keputusan Nova Widianto Hijrah ke Malaysia
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | Thestar.com.my |
Komentar