BOLASPORT.COM - Pebulu tangkis ganda campuran Malaysia, Goh Liu Ying, tak berharap banyak pada penampilan terakhirnya pada Malaysia Open 2023 mendatang.
Goh Liu Ying akan kembali bersama pasangannya, Chan Peng Soon, setelah banyak bergonta-ganti partner sepanjang tahun 2022.
Goh bertekad untuk memberikan yang terbaik pada turnamen Super 1000 tersebut.
Bukan tanpa alasan Goh memilih Malaysia Open sebagai turnamen terakhirnya.
Pasalnya, Malaysia Open menjadi turnamen pertamanya bersama Chan pada tahun 2008 silam.
Baca Juga: Tunggal Putra Kodai Naraoka Diragukan Tampil pada Malaysia Open 2023
Chan/Goh memulai debut mereka dari babak kualifikasi, sempat menang di pertandingan pertama melawan wakil Hong Kong, Wiratama Yohan Hadikusumo/Chau Hoi Wah dengan skor 21-10, 21-15
Namun langkah mereka harus terhenti pada laga kedua babak kualifikasi usai dikalahkan wakil Taiwan, Tsai Chia Hsin/Cheng Shao Chieh lewat skor 21-18, 12-21, 16-21
Pada Malaysia Open 2023 menjadi kesempatan terakhir bagi pasangan peraih medali perak pada Olimpiade Rio 2016 itu, tetapi dia tahu bahwa itu akan menjadi tugas yang berat.
Melihat bagan pertandingan, Chan/Goh akan bertemu ganda campuran Indonesia, Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati.
Rehan/Lisa diprediksi akan memberikan perlawanan yang sengit, mengingat keduanya sedang dalam kepercayaan diri usai menutup tahun ini dengan raihan gelar juara Hylo Open 2022.
Dengan begitu, Goh tidak ingin berharap banyak, tetapi ia hanya ingin mengakhiri kariernya yang tak terlupakan bersama Chan Peng Soon, di mana turnamen pertama mereka.
"Turnamen pertama saya bersama Peng Soon adalah di Malaysia Open (tahun 2008)," ucap Goh dikutip BolaSport.com dari The Star.
"Saat itu saya berusia 18 tahun, masih muda dan bersemangat untuk memulai karier baru saya."
Baca Juga: Aaron Chia/Soh Wooi Yik Hati-hati, Berpotensi Terjungkal di Babak Awal Malaysia Open 2023
"Sekarang, 15 tahun telah berlalu, dan saya sangat beruntung mendapatkan kesempatan terakhir ini untuk mengakhiri karier saya bersama Peng Soon di pertemuan di rumah yang sama," tutur Goh.
"Ini adalah panggung yang besar. Saya hanya ingin memberikan penampilan terakhir yang baik."
"Saya senang bahwa pelatih Chin Eei Hui akan berada di pihak kami untuk membimbing kami, ini akan menjadi yang terakhir sebelum dia berangkat ke Selandia Baru," ujarnya.
Goh mengakui bahwa Malaysia Open tidak akan mudah baginya karena sudah dihadapkan dengan lawan-lawan kuat pada babak awal.
"Babak pembuka melawan Indonesia akan sangat sulit," kata Goh.
"Dan jika kami maju, saya rasa Malaysia lainnya tidak akan membuat kami mudah. Ini akan sulit sejak awal," ujarnya.
Chan/Goh sendiri hampir mencatatkan nama mereka menjuarai Malaysia Open pada edisi tahun 2016.
Sayangnya mereka dikalahkan rival dari Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, pada laga final.
"Melihat ke belakang, kami bisa melakukan yang lebih baik di turnamen kandang," kata Goh.
Baca Juga: Dua Kali Dipermalukan, Lee Chong Wei Tak Ingin Wakil Malaysia Ambyar Lagi di Kandang Sendiri
Tetapi pada tahun 2016, Chan/Goh mencapai tonggak sejarah terbesar mereka memenangkan perak di Olimpiade Rio dan menggapai puncak tertinggi dalam karier dengan menempati peringkat ketiga dunia.
"Ada gelar-gelar lain, tetapi berdiri di podium dengan medali perak Olimpiade akan selalu istimewa," ujar Goh.
"Dan memimpin kontingen kami di Olimpiade Tokyo 2020 sebagai pembawa bendera juga sangat berarti, rasanya seolah-olah saya berdiri di podium Olimpiade lagi. Biasanya, pemain pria yang dipilih," tuturnya.
Selain itu, Goh berharap kebangkitan ganda campuran Malaysia setelah dirinya pensiun.
"Saya benar-benar berharap akan ada lebih banyak pasangan campuran yang berkomitmen untuk meneruskan warisan kami," ujarnya.
Baca Juga: Praveen/Melati Sayangkan Keputusan Nova Widianto Hijrah ke Malaysia
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | Thestar.com.my |
Komentar