Sayangnya, ketertinggalan Yamaha dalam top speed dan akselerasi menggerogoti performa Quartararo pada paruh musim kedua.
Kendati demikian, Quartararo masih mendapat pujian besar karena menjadi satu-satunya pembalap motor Yamaha yang mampu bersaing di depan.
Ketika Quartararo finis sebagai runner-up kejuaraan, pembalap Yamaha berikutnya di tabel klasemen akhir berada di urutan ke-19 yaitu rekan setimnya sendiri, Franco Morbidelli.
Catatan Quartararo ini kemudian disandingkan dengan pembalap-pembalap hebat yang pernah menjadi pembeda pada MotoGP.
Sebut saja Marc Marquez yang "menggendong" Honda sendirian dengan mencetak semua kemenangan pabrikan Sayap Emas ini pada 2019-2021.
Tarik mundur ke belakang ada Casey Stoner yang membukukan 20 dari 21 kemenangan milik Ducati sepanjang tahun 2007 hingga 2009.
Adapun Yamaha pernah punya Valentino Rossi. The Doctor menjadi satu-satunya pembalap Yamaha yang berhasil menang selama empat musim pada 2004-2007.
Lin Jarvis pun melihat Quartararo berada di grup pembalap dengan kemampuan luar biasa sebagaimana halnya Rossi, Stoner, dan Marquez.
"Selalu ada talenta yang luar biasa dan berbeda, saya akan langsung berkata bahwa sudah jelas Fabio adalah salah satu di antara mereka," kata Lin Jarvis, dikutip dari Crash.net.
Baca Juga: Tim Milik Valentino Rossi Optimistis Bisa Raih Kemenangan pada MotoGP
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Crash.net |
Komentar