"Dia belum pernah dalam posisi seperti itu sebelumnya. Dia harus berurusan dengan pikiran yang akan membuatnya bertindak berbeda dari biasanya. Tetapi, saya pikir Marc masih memiliki beberapa musim level tinggi di depannya," tutur Gibernau.
Menurut Gibernau, jika semuanya berjalan dengan baik, Marquez berpeluang di puncak sejak awal Kejuaraan Dunia meski banyak yang akan bergantung kepada Honda.
"Saya membayangkan mereka berjuang dengan beberapa masalah dan jika mereka tidak menyelesaikannya, akan sulit untuk menang bahkan untuk seseorang seperti Marc. Baik mereka dan Yamaha harus bekerja keras untuk pulih," ujar Gibernau.
Pemenang balapan sembilan kali kelas premier, Gibernau merefleksikan momen terbaiknya sendiri.
"Jika saya benar-benar harus memilih balapan, saya katakan Jarama 1998. Saya memiliki Honda dengan V2 dua silinder dua langkah," kata Gibernau.
"Ketika saya melakukan debut saya di Kejuaraan Dunia, kakek saya berjanji kepada saya bahwa dia akan menyiapkan sebotol sampanye untuk merayakan podium pertama saya."
"Saat itu, saya tidak percaya kepadanya. Saya pikir saya tidak akan pernah berhasil. Tetapi, di sirkuit Jarama saya finis ketiga. Setelah balapan saya langsung meneleponnya untuk berterima kasih. Kakek saya sudah tua," tutur Gibernau.
"Dia mengatakan kepada saya bahwa dia akan mati bahagia untuk hasil itu. Setelah satu setengah bulan dia meninggalkan kami. Untuk alasan ini, GP Madrid tetap menjadi balapan yang spesial."
Pria yang kini berusia 50 tahun itu menghabiskan dua tahun terakhirnya di Ducati, setelah bolak-balik antara Yamaha dan Honda ditambah dengan Suzuki.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Crash.net |
Komentar