BOLASPORT.COM - Juara dunia MotoGP tiga kali, Jorge Lorenzo, memenangi sidang kasus tuduhan penghindaran pajak oleh Otoritas Pajak Spanyol. Namun, kerugian non-materiel yang disebabkan membuat Por Fuera meradang.
Seperti dikutip dari El Confidental, Jorge Lorenzo terhindar dari gugatan hukum senilai lebih dari 11 juta euro (sekitar 183 miliar rupiah) yang diajukan Otoritas Pajak Spanyol, negara asalnya.
Otoritas Pajak meminta Lorenzo membayar pajak penghasilannya dari tahun 2016 yang nilainya adalah 7,8 juta euro (Rp 129 miliar) serta denda senilai 3,6 juta euro (Rp 59,9 miliar)
Meski begitu, Otoritas Pajak gagal membuktikan masa tinggal minimal 183 hari di Spanyol agar Lorenzo bisa dikenakan subjek pajak.
Lorenzo telah bermukim di negara lain sejak 2012.
Semula mantan rekan setim Valentino Rossi ini tinggal di London, Inggris, lalu pindah ke Andorra dan akhirnya menetap di Swiss, tepatnya di Lugano, sampai sekarang.
Argumen Otoritas Pajak bahwa pada MotoGP 2016 Lorenzo empat kali berlomba di Spanyol dan tak sekalipun berlomba di Swiss juga ditolak oleh Pengadilan Tata Usaha Negara Catalunya.
Pada Desember lalu Pengadilan Tata Usaha Negara Catalunya akhirnya mengeluarkan keputusan yang membebaskan Lorenzo dari kewajiban membayar pajak pada 2016.
Lorenzo menjelaskan situasinya melalui pernyataan resmi yang diunggah di akun media sosialnya pada Senin (9/1/2022).
Baca Juga: Lorenzo soal Kontroversi MotoGP 2015: Rossi Seharusnya Minta Maaf ke Marquez
Secara khusus Lorenzo mengkritik cara otoritas pajak Negeri Matador ini untuk memaksanya agar membayar pajak kendati secara hukum dia merupakan penduduk Swiss.
"Pada Juni 2017, Otoritas Pajak Spanyol membuka audit pajak yang menentang status saya sebagai subjek pajak Swiss," kata Lorenzo.
"Meski otoritas Swiss menegaskan situasi saya sepenuhnya legal, Otoritas Pajak Spanyol selalu meragukan semuanya."
"Jadi, mereka mengirim ratusan permintaan kepada sponsor dan tim saya, tidak hanya mencari informasi tetapi keburukan saya di depan publik, membuat saya terlihat menghindari pajak di media.".
"Mereka bahkan bertindak sangat jauh dengan mengirimkan beberapa agen ke paddock untuk memaksa saya menandatangani sebuah dokumen."
"Orang-orang ini menghalangi jalan keluar saya ketika saya akan menaiki motor saya beberapa menit sebelum start balapan."
"Demikian juga saya harus memberikan uang yang mereka minta untuk menghindari embargo dan situasi yang memalukan."
Lorenzo mendapatkan uangnya kembali. Namun, dia menyesalkan kerugian non-materiel serta tidak adanya upaya pemulihan nama baiknya ataupun ucapan permintaan maaf dari Otoritas Pajak Spanyol.
"Saya sangat menderita selama lima setengah tahun terakhir," tambah pembalap yang pernah terkenal dengan aksi mengulum permen lolipop itu.
Baca Juga: Saat Satu-satunya Motor Pembalap Ferrari Charles Leclerc Dibeli dari Indonesia
"Sebagai seorang profesional, saya selalu berusaha fokus dengan lomba dengan mengisolasi diri saya dari pihak luar."
"Akan tetapi saya harus mengakui tekanan dan derita dari persekusi yang tidak adil dari Otoritas Pajak Spanyol mengganggu kehidupan profesional saya."
"Mereka mengalahkan saya secara emosional (tidak seperti kompetitor lain yang tidak pernah melakukannya)."
Sebagai penutup Lorenzo mengaku bahwa dia mendukung sistem perpajakan, lebih-lebih jika mampu dikelola dengan baik untuk kepentingan bersama.
"Bagaimanapun, pajak harus dibayarkan di manapun kita tinggal," katanya.
"Otoritas Pajak Spanyol memulai pemburuan dan mengira mereka telah mendapatkan kambing hitam. Mereka keliru."
"Tentunya, tidak ada yang akan bisa mengembalikan malam-malam di mana saya sulit tidur atau kedamaian yang saya perlukan untuk berkonsentrasi di lintasan," tandasnya.
Baca Juga: Bos Yamaha Sebut Persamaan Quartararo dan Rossi yang Buat Keduanya Hebat
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | twitter.com/lorenzo99 |
Komentar