Apalagi, kata Zainudin, bagi masyarakat Papua sepak bola tak ubahnya sebagai harkat dan martabat, erta harga diri yang harus dijaga seperti halnya seni dan budaya.
"Sesaat sebelum diresmikan Pak Presiden Jokowi, saya ikut mendengar pemaparan manajemen Freeport lewat Direktur Claus Wamafwa soal roadmap dan arah pembinaan di PFA."
"Semuanya jelas. Karena itu, saya berharap kehadiran PFA bisa menjadi pembelajaran bagi daerah-daerah lain dalam membangun sepak bola Indonesia," kata Menpora asal Gorontalo ini lagi.
Zainudin juga menyinggung penerapan Filanesia dalam kurikulum sepak bola Papua Football Academy yang dipimpin Wolfgang Pikal sebagai Direktur Papua Football Academy.
Dia berharap filosofi sepak bola Indonesia itu bisa diterapkan dan dikembangkan sesuai dengan kondisi.
Baca Juga: Jalani 4 Uji Coba, Papua Football Academy Dapat Pelajaran Berharga dari Bali
"Kita butuh pembinaan sepak bola usia muda yang konsisten, berkesinambungan, serta sistematis."
"Faktor ini yang menjadi kelemahan kita dalam membangun sepak bola berprestasi."
"Saya mendapatkan banyak informasi dari berbagai pihak soal pembinaan sepak bola kita yang tidak konsisten," kata Zainudin.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | PAPUA FOOTBALL ACADEMY |
Komentar