BOLASPORT.COM - Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali memberikan perhatian khusus kepada Papua Football Academy (PFA).
Sejak diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, pada 31 Agustus 2022 di Jayapura, kehadiran Papua Football Academy tak lepas dari perhatian Menpora Zainudin Amali.
Termasuk di dalamnya adalah perkembangan dan pembentukan karakter anak didik oleh para pelatih dan pengurus PFA.
Papua Football Academy merupakan akademi sepak bola bermarkas di Timika yang didukung penuh oleh PT Freeport Indonesia sebagai komitmen pengembangan sumber daya manusia di Papua.
PFA lahir atas permintaan Presiden RI, Joko Widodo, yang memberikan perhatian pada potensi olahraga, termasuk sepak bola, di Papua.
"Saya menyambut baik kehadiran Papua Football Academy yang didukung oleh stakeholders sepak bola di Indonesia, terutama PT Freeport Indonesia," kata Zainudin Amali.
Baca Juga: Menyambut Natal, Papua Football Academy Lakukan Aksi Sosial Berbagi Kebahagiaan
"Saya mendapatkan banyak laporan dari perkembangan anak-anak di PFA, terutama soal sikap dan mental," lanjutnya dalam rilis yang diterima Bolasport.com.
Menurut Zainudin Amali, memberikan perhatian pada pembentukan karakter dan mental merupakan bagian penting bagi pemain sepak bola di Indonesia.
Pelatihan teknik sepak bola pada anak-anak usia muda harus diikuti dengan modal karakter individu yang baik.
Apalagi, kata Zainudin, bagi masyarakat Papua sepak bola tak ubahnya sebagai harkat dan martabat, erta harga diri yang harus dijaga seperti halnya seni dan budaya.
"Sesaat sebelum diresmikan Pak Presiden Jokowi, saya ikut mendengar pemaparan manajemen Freeport lewat Direktur Claus Wamafwa soal roadmap dan arah pembinaan di PFA."
"Semuanya jelas. Karena itu, saya berharap kehadiran PFA bisa menjadi pembelajaran bagi daerah-daerah lain dalam membangun sepak bola Indonesia," kata Menpora asal Gorontalo ini lagi.
Zainudin juga menyinggung penerapan Filanesia dalam kurikulum sepak bola Papua Football Academy yang dipimpin Wolfgang Pikal sebagai Direktur Papua Football Academy.
Dia berharap filosofi sepak bola Indonesia itu bisa diterapkan dan dikembangkan sesuai dengan kondisi.
Baca Juga: Jalani 4 Uji Coba, Papua Football Academy Dapat Pelajaran Berharga dari Bali
"Kita butuh pembinaan sepak bola usia muda yang konsisten, berkesinambungan, serta sistematis."
"Faktor ini yang menjadi kelemahan kita dalam membangun sepak bola berprestasi."
"Saya mendapatkan banyak informasi dari berbagai pihak soal pembinaan sepak bola kita yang tidak konsisten," kata Zainudin.
Lebih lanjut, Zainudin berharap Federasi Sepak Bola Indonesia (PSSI) bisa mengadopsi pengelolaan Papua Football Academy untuk daerah-daerah lain di luar Papua dan tak perlu mencari perbandingan dari luar negeri.
"Saya berterima kasih kepada Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas, teman saya sejak lama, atas dukungan serta kepeduliannya kepada pembangunan sepak bola usia dini di Indonesia lewat Papua Football Academy."
"Dia musisi yang andal, tetapi juga peduli pada pengembangan masyarakat dan sepak bola Indonesia," tutur Zainudin yang mengaku biasa menyapa Tony Wenas dengan panggilan "brother".
Momentum pertemuan Menpora RI dengan Presiden FIFA, Gianni Infantino, di Istana Merdeka pada Oktober 2022 dan sesaat sebelum final Piala Dunia 2022 di Doha, Qatar, disebut sebagai sebuah peluang membangun sepak bola Indonesia.
"Gianni Infantino mengatakan ingin menjadikan Indonesia sebagai episentrum sepak bola Asia."
"Momentum ini harus kita tangkap untuk memperkuat perkembangan persepakbolaan Indonesia. Kehadiran PFA adalah salah satu caranya," pungkas Zainudin Amali.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | PAPUA FOOTBALL ACADEMY |
Komentar