Untuk itu, Bima menyebut hasil rapat kali ini belum bisa dijadikan pegangan untuk tim mempersiapkan diri.
Pasalnya, PT LIB melemparkan keputusan akhir pada PSSI apakah Liga 2 dilanjutkan atau tidak.
Keputusan tersebut akhirnya akan dibahas pada Kongres Luar Biasa (KLB) pada 16 Februari mendatang.
"Karena libur dua bulan di tengah kompetisi itu yang membuat lama. Kenapa mulainya harus 28 Februari? Itu kalau mulainya sepekan lebih awal saja, kemungkinan bisa lebih ideal," tegas Bima.
Eks CEO Sulut United itu ingin PT LIB maupun PSSI benar-benar mencari formula yang tepat untuk melanjutkan Liga 2, salah satunya mencari stadion yang bisa dipakai untuk menggelar laga pada malam hari.
Baca Juga: BREAKING NEWS - Akhirnya! Liga 2 2022-2023 Dipastikan Lanjut, Digelar Lagi 24 Februari
Jika hal tersebut terjadi, pada bulan puasa di Maret mendatang, kompetisi Liga 2 bisa berlanjut dan selesai lebih cepat dari wacana yang ada sekarang.
"Bukalah opsi itu, pembahasan itu saya lihat tidak dibuka. Kesimpulannya tadi tidak bisa dengan formula lain. Akhirnya Liga 2 jadi mengambang, LIB akhirnya lempar ke PSSI untuk keputusannya nanti," tandas Bima.
Sebelumnya, pembahasan nasib Liga 2 ini dipimpin langsung oleh Direktur Utama PT LIB, Ferry Paulus, dan dihadiri juga oleh PSSI yang diwakili Yunus Nusi dan anggota Komite Eksekutif (Exco), Yoyok Sukawi.
Rapat Liga 2 yang dimulai pukul 15.00 WIB ini berlangsung alot. Rapat diikuti 26 klub sementara Sriwijaya FC dan Persiraja Banda Aceh tidak hadir.
Hasil dari rapat ini, nasib kompetisi Liga 2 musim 2022-2023 masih mengambang. Dari seluruh klub yang hadir dalam rapat, dipastikan sebanyak 15 tim meminta kompetisi dilanjutkan.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | Tribun Jogja |
Komentar