BOLASPORT.COM - Legenda timnas Indonesia, Anjas Asmara, memberikan kritikan pedas kepada PSSI dan pelatih skuad Garuda Shin Tae-yong.
Pria asal Medan, Sumatera Utara, itu meminta pengurus PSSI saat ini dibubarkan saja.
Dari segi pandangannya, kinerja PSSI saat ini tidak membawa timnas Indonesia mendapatkan prestasi membanggakan.
Salah satunya, timnas Indonesia gagal menjadi juara Piala AFF 2022.
Selain itu, PSSI juga tidak mendatangkan negara-negara top dunia untuk berujicoba melawan timnas Indonesia.
Padahal menurut mantan pemain Persija Jakarta itu, uji coba melawan negara berkelas akan memberikan warna baru kepada timnas Indonesia.
"Prinsipnya bubarkan PSSI, bobrok sekali."
"Dulu semua tim dari Eropa bermain ke Indonesia melawan kita-kita ini tapi sekarang PSSI mengundang tim sepak bola entah dari mana datangnya, masa kita seperti ini sekarang," kata Anjas Asmara saat ditemui awak media.
Ada delapan poin yang disebutkan Anjas Asmara terkait kritikan pedas kepada PSSI.
Poin pertama, bubarkan PSSI, kedua Tragedi Kanjuruhan, ketiga ada kerajaan di Federasi Sepak Bola Indonesia itu.
Poin keempat Ketua Umum PSSI saat ini tidak mengerti sepak bola, kelima banyak orang yang berbondong-bondong mau jadi pengurus PSSI.
Keenam, juara Liga 1 sudah diatur, ketujuh masyarakat Indonesia kecewa dengan PSSI.
Dan terakhir ia berbicara tentang Shin Tae-yong.
Anjas Asmara lebih menyoroti perihal adanya kerajaan di PSSI.
Ia mengatakan orang-orang yang saat ini bekerja di PSSI itu hanya memikirkan gaji, bukan prestasi.
Padahal seharusnya, lanjut Anjas Asmara, mereka itu harus berkorban demi masyarakat Indonesia agar bisa membawa tim Merah Putih berprestasi.
"Kenapa saya minta bubarkan PSSI karena dari dulu sampai sekarang kepengurusan PSSI itu-itu saja, mulai dari Asprov hingga Exco."
"Sepertinya mereka mencari gaji bukan prestasi," tegas Anjas Asmara.
Ia juga berbicara tentang Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 135 suporter Arema FC.
Menurut Anjas Asmara, usai Tragedi Kanjuruhan seharusnya Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, langsung mundur.
Baca Juga: Akhiri Drama Lima Gol dengan Kemenangan, Pelatih Persis Maafkan Kesalahan Pemain
Namun situasi itu tidak sesuai harapan dari Anjas Asmara.
Mochamad Iriawan tidak mundur dan posisinya baru digantikan pada Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI pada 16 Februari 2023.
"Setelah Tragedi Kanjuruhan, seharusnya itu mundur bukan cari kesalahan orang," ucap Anjas Asmara.
"Lalu saja juga menilai seperti ada kerajaan di PSSI. Sebut saja Ferry Paulus, Yunus Nusi, Iwan Budianto, Juni Rachman, kondisi seperti ini tidak ada prestasinya."
Baca Juga: Tanpa Pelatih Kepala, Bhayangkara FC Ingin Lanjutkan Tren Positif Lawan Persikabo 1973
Tidak hanya PSSI, Anjas Asmara juga memberikan kritikan pedas kepada Shin Tae-yong.
Ia senang dengan pola latihan fisik yang terus diterapkan di timnas Indonesia.
Hanya saja, ia kecewa ketika melihat permainan timnas Indonesia.
Menurutnya, permainan timnas Indonesia masih grasak-grusuk.
Baca Juga: Ini Pertimbangan Arema FC Tunjuk Pelatih Lokal Gantikan Javier Roca
"Kita tidak punya striker yang bagus, Marc Klok tidak pernah melepaskan tendangan dari luar kotak penalti, permainan tiki taka tidak pernah terlihat."
"Shin Tae-yong jangan dia pikir hebat bisa kalahkan Jerman."
"Coba lihat selama 90 menit waktu itu Korea Selatan bermain bertahan dan parkis bus, tidak menyerang sama sekali," tutup pemain yang hampir membawa timnas Indonesia melaju ke Olimpiade 1976.
Editor | : | Mochamad Hary Prasetya |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar