Laporan yang sama juga mengkritik penanganan dari aparat yang bertugas, salah satunya keputusan mereka membuka pintu keluar tanpa mempertimbangkan risiko fans akan merubung dan berjejalan.
Pada 2016, penyidikan menyimpulkan 96 orang yang meninggal pada 1989 dibunuh karena pelanggaran hukum akibat kelalaian aparat, kesalahan desain stadion, dan respons terlambat tenaga kesehatan.
Konklusi ini sekaligus membersihkan nama suporter Liverpool yang dianggap turut andil dalam kejadian mengerikan di Hillsborough.
“Sungguh mengejutkan bahwa lebih dari 30 tahun setelah bencana Hillsborough, masih ada klub dan suporter yang jadi korban kegagalan mendasar sistem keamanan.”
“Yang lebih mencemaskan lagi adalah kejadian di Paris memperburuk penderitaan keluarga dan kerabat korban serta para penyintas.”
“Liverpool berempati untuk para suporter yang menderita karena yang terjadi di Paris. Kami mengingatkan kami memberikan dukungan mental beberapa hari setelah bencana di kota Paris jelang final Liga Champions.
Baca Juga: AC Milan Vs Tottenham - Jalan Olivier Giroud Dekati Tuhan-nya I Rossoneri
“Sebagai klub dengan sejarah yang membanggakan di benua Eropa, Liverpool menuntut UEFA melakukan hal yang benar dan mengimplementasikan rekomendasi komite untuk memastikan keselamatan suporter yang datang ke semua pertandingan sepak bola ke depannya,” demikian penutup pernyataan Liverpool.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Metro.co.uk, Liverpoolfc.com |
Komentar