BOLASPORT.COM - Negosiasi pertandingan akbar dua raja tinju dunia, Tyson Fury melawan Oleksandr Usyk, masih berjalan alot karena belum menemui titik terang.
Pihak Oleksandr Usyk selaku pemilik empat sabuk juara WBA, WBO, IBF, dan IBO mengaku masih dalam negosiasi soal bayaran melawan juara kelas berat WBC, Tyson Fury.
Meski kedua petinju itu sama-sama sudah sepakat akan bertemu pada April nanti, kesepatakan antar promotor masih belum menemui titik terang.
Fury direncanakan akan bertemu dengan Usyk dalam laga bertajuk perebutan gelar undisputed champion.
Duel ini terjadi usai Usyk berhasil mengalahkan mantan juara empat divisi sebelumnya, Anthony Joshua, dari dua laga yang digelar.
Baca Juga: Harganya Selangit! Ini 5 Sarung Tinju Termahal di Tahun 2023
Peluang Joshua dalam bertemu Fury kandas dan digantikan petinju asal Ukraina yang terbilang memiliki karier gemilang di kelas berat.
Namun begitu, Fury juga mendapatkan tantangan lain dari salah satu mantan petarung UFC, Francis Ngannou.
Ngannou yang sudah keluar dari UFC pada Januari lalu sudah melirik karier baru dengan beralih menjadi petinju.
Ketertarikan petarung berjuluk The Predator itu direspons oleh Fury dengan tawaran untuk duel di arena tinju.
Dia juga menyatakan bahwa duel melawan Ngannou akan di bawah aturan khusus dan menggunakan sarung tinju seberat empat ons.
Baca Juga: Adik Juara Kelas Berat WBC Angkat Bicara Tak Hadiri Konferensi Pers Jelang Bentrok Lawan Jake Paul
Kendati demikian, awalnya kedua atlet beda disiplin itu tampaknya harus bersabar karena ada laga wajib antara Fury dan Usyk.
Tapi setelah adanya negosiasi yang alot dari laga akbar dua raja tinju dunia, kemungkinan Ngannou bertemu lebih cepat dengan Fury menjadi besar.
Hal ini setelah promotor Usyk, Alex Krassyuk, menyebut hanya menerima kesepakatan keuntungan dari pertandingan 50-50.
"Saya saat ini tidak bisa berbicara secara khusus karena kami juga sedang dalam negosiasi," kata Krassyuk kepada Boxingscene dikutip BolaSport.com dari MMAmania.com.
"Saya bisa mengatakan dengan pasti ini adalah kesepakatan yang adil untuk duel unifikasi."
Baca Juga: Deontay Wilder Siap Lawan Francis Ngannou di 2 Arena
"Di mana satu petinju memiliki tiga sabuk dan yang di sisi sana hanya memiliki satu sabuk, jadi pembagian 50-50 harusnya wajar."
"Jika Fury menerima syarat ini, itu berarti dia petinju sejati dan dia benar-benar ingin duel tidak hanya untuk hadiah tetapi juga untuk warisan."
"Warisan dan empat sabuk dalam pertarungan terbesar dalam sejarah kelas berat di stadion Wembley,"
"Mengapa tidak? (Duelnya digelar) akhir April, awal Mei, waktu yang tepat, tapi (pembagian keuntungan) harus adil."
"Selama saya mewakili Usyk, saya akan berjuang untuk mendapatkan kesepakatan yang adil."
Baca Juga: Hebi Marapu Naik Ring Lagi, Ambisi Raih 2 Sabuk Juara Belum Padam
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | MMANews.com |
Komentar