Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

3 Hal yang Bikin Lapangan Karpet Tidak Digunakan Lagi di Tenis

By Imadudin Adam - Sabtu, 18 Februari 2023 | 12:34 WIB
Caroline Wozniacki (Denmark) saat tampil pada turnamen tenis grand slam US Open 2018.
doddy
Caroline Wozniacki (Denmark) saat tampil pada turnamen tenis grand slam US Open 2018.

BOLASPORT.COM - Paris Masters, salah satu turnamen tenis terbesar di luar Grand Slam, dimainkan di atas karpet antara tahun 1968 dan 2006.

Tapi kemudian pertandingan ini dialihkan ke lapangan keras dalam ruangan untuk selamanya.

Kompetisi seperti Final Tenis Kejuaraan Dunia, Pro Indoor AS, Kejuaraan Komunitas Eropa di Antwerp, Piala Kremlin, dan Zagreb Indoors di Kroasia semuanya telah dimainkan di atas karpet.

Soal kompetisi wanita, Kota Quebec baru-baru ini menjadi tuan rumah turnamen WTA, yang merupakan satu-satunya kota yang menggunakan permukaan karpet lebih dari satu dekade.

Baca Juga: Konstestan Sementara Sudirman Cup 2023: Indonesia Bisa Lolos Lewat Jalur Belakang

Apa yang membuat tenis menjadi olahraga yang unik adalah banyaknya permukaan berbeda yang dapat dimainkannya.

Namun di masa sekarang, permukaan karpet seakan sudah tinggal sejarah karena telah ditinggalkan karena berbagai alasan.

Mengapa tenis tidak lagi dimainkan di lapangan karpet? Ada beberapa kemungkinan alasan mengapa karpet tidak lagi digunakan sebagai permukaan permainan tenis.

Dikutip dari Racket Sports World, Bolasport.com bakal menjawab kenapa permukaan karpet sudah tidak digunakan lagi di olahraga tenis.

Kerap Membuat Cedera

Seperti yang dibicarakan sebelumnya, ada keluhan cedera dan gangguan kebugaran yang terkait dengan lapangan karpet.

Penyelenggara ATP dan WTA menganggap rumput buatan menyebabkan gesekan dengan kulit para pemain dan pada gilirannya menyebabkan luka bakar dan lecet bagi mereka yang berkompetisi di turnamen tersebut.

Ada juga masalah kebugaran lainnya. Menurut sebuah artikel di Washington Post, ada bahaya kesehatan yang terkait dengan bahan kimia daur ulang yang telah digunakan.

Baca Juga: Proliga 2023 - BNI46 Keluar Jalur, Buka Jalan Surabaya Samator Lolos ke Final Four

Tidak seperti permukaan seperti tanah liat, pemain tidak dapat meluncur di atas karpet sehingga membuat atlet kesulitan.

Cedera lain, seperti masalah lutut atau masalah terkait ACL memiliki kemungkinan lebih tinggi terjadi di lapangan karpet daripada lapangan tenis lainnya.

Persiapan yang Serba Cepat

Salah satu karakteristik yang menonjol tentang lapangan karpet adalah soal kecepatan dalam pertandingan.

Kesulitan dalam memelihara rumput menyiratkan tidak banyak kompetisi lapangan rumput di dunia tetapi masalah itu ditangani di atas karpet.

Karpet mudah dirawat dan dapat dipasang dan dimainkan kapan pun diperlukan.

Artinya, ada beberapa turnamen yang dimainkan di atas karpet dan kebanyakan dari mereka, pertandingan akan berakhir dengan cepat.

Secara Teknis Bikin Penonton Kurang Senang

Selama hari-hari awal penggunaan lapangan karpet, raket tidak secanggih teknologi seperti sekarang dan masih ada reli yang lebih lama sebagai hasilnya.

Dengan kemajuan yang terjadi, penerima servis menjadi semakin sulit.

Lapangan karpet memberikan pantulan yang rendah dan pergerakan bola yang cepat sehingga menyulitkan pemain.

Harapannya adalah bahwa pada permukaan yang tidak secepat karpet dan permukaan yang pantulannya lebih dapat diprediksi, akan jauh lebih mudah bagi pemain untuk mendapatkan reli yang lebih lama dan sebagai hasilnya menambah kesenangan penonton.

Itulah sebabnya, sebagai bagian dari strategi, untuk memperlambat segalanya dan mencegah cedera, tenis memilih tidak menggunakan lapangan karpet.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Imadudin Adam
Sumber : racketsportsworld.com

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Klasemen

Klub
D
P
1
Liverpool
33
79
2
Arsenal
34
67
3
Newcastle United
34
62
4
Manchester City
34
61
5
Chelsea
34
60
6
Nottingham Forest
33
60
7
Aston Villa
34
57
8
Fulham
34
51
9
Brighton & Hove Albion
34
51
10
AFC Bournemouth
33
49
Klub
D
P
1
Persib Bandung
29
61
2
Dewa United FC
29
53
3
Persebaya Surabaya
29
52
4
Persija Jakarta
29
47
5
Malut United
29
47
6
PSM Makassar
29
44
7
Borneo Samarinda
29
43
8
Arema
29
42
9
Persita
29
42
10
PSBS Biak Numfor
29
41
Klub
D
P
1
Barcelona
33
76
2
Real Madrid
33
72
3
Atletico Madrid
33
66
4
Athletic Bilbao
33
60
5
Real Betis
33
54
6
Villarreal
32
52
7
Celta Vigo
33
46
8
Osasuna
33
44
9
Mallorca
33
44
10
Real Sociedad
33
42
Klub
D
P
1
Inter
33
71
2
SSC Napoli
33
71
3
Atalanta
33
64
4
Bologna
33
60
5
Juventus
33
59
6
Lazio
33
59
7
Roma
33
57
8
Fiorentina
33
56
9
AC Milan
33
51
10
Torino
33
43
Pos
Pembalap
Poin
1
M. Marquez Ducati Team
123
2
A. Marquez Gresini Racing
106
3
F. Bagnaia Ducati Team
97
4
F. Morbidelli Team VR46
78
5
F. Di Giannantonio Team VR46
48
6
J. Zarco Team LCR
38
7
M. Bezzecchi Aprilia Racing Team
32
8
F. Quartararo Yamaha Factory Racing
30
9
A. Ogura Trackhouse Racing Team
29
10
L. Marini Honda HRC
26
Close Ads X