"Kami sudah mensimulasikan itu, kami mengevaluasi data dan jadwal yang diperlukan."
"Seperti yang kita semua tahu, kami harus mengganti tangki lalu menyesuaikan ini dan itu. Ada banyak sekali hal yang perlu dianalisis," tambahnya.
Tardozzi sendiri antusias dengan gagasan sprint race walau tim dan pembalap harus menghadapi tantangan untuk merubah mental dan cara kerja.
Malahan Tardozzi merasa bahwa sprint race akan menunjukkan siapa sebenarnya sang juara sejati pada MotoGP.
"Ya, tekanannya berbeda, tetapi tekanannya bisa dikendalikan. Ini adalah bagian dari pekerjaan untuk menghadapi tekanan," terang Tardozzi.
"Seorang juara tahu bagaimana menghadapinya, dan ketika tekanannya bertambah dengan format baru ini, akan kelihatan siapa pembalap juara sebenarnya."
Bukan berarti Tardozzi tidak memiliki kritik soal sprint race.
Mantan pembalap ini menyoroti bagaimana sprint race dihadirkan di semua seri. Tahun ini MotoGP akan menghelat 21 seri, terbanyak dari musim-musim sebelumnya.
Artinya, dalam setahun pembalap MotoGP bisa menjalani 42 balapan.
Baca Juga: Sudah Selesai 'Rahasia-rahasiaan', Tim Valentino Rossi Umumkan Tanggal Rilis Tim untuk MotoGP 2023
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Speedweek.com |
Komentar