Aturan tersebut mengharuskan pertandingan tinju diadakan di arena terbatas yang disebut ring.
Itu adalah pertama kalinya ring diperkenalkan dan aturan baru sesi istirahat 30 detik juga digunakan.
Serangan melalui tendangan, bantingan, sikut, pencekikan, cakaran, sundulan, dan serangan ke alat kelamin dilarang.
Petinju hanya diperbolehkan memukul dengan kepalan tangan, dengan sasaran kepala atau badan.
Tinju profesional modern saat ini didasarkan pada Aturan Marquees of Queensberry, yang merupakan penyempurnaan dari London Prize Ring Riles.
Selain soal ukuran ring standar 6-7 meter, aturan baru ini memperkenalkan putaran dan durasinya.
Jumlah putaran tidak dibatasi, tetapi durasi setiap putaran dibatasi hingga 3 menit. Setiap ronde diberikan jeda 1 menit agar petinju pulih.
The Marqueess of Queensberry Rules juga mengklarifikasi kategori knockdown, hanya ada wasit selain dua petinju di atas ring, penggunaan sarung tinju yang lebih tebal, petinju tidak diperbolehkan memakai sepatu bersol tebal, dan masih banyak lagi.
Aturan-aturan ini bahkan diperbaharui terus dan bertahan sampai sekarang seperti yang kita kenal.
Editor | : | Imadudin Adam |
Sumber | : | voi.id |
Komentar