BOLASPORT.COM – Tinju merupakan salah satu olahraga terbesar di dunia yang punya jutaan penggemar saat ini.
Dalam sejarahnya, ada berbagai pertarungan tinju dunia yang digelar dan masih diingat sampai saat ini.
Namun, hanya sedikit yang mengetahui sejarah tinju itu sendiri.
Baca Juga: Coach Teco Keluhkan Jadwal Bali United Usai Hanya Diberi Istirahat 3 Hari Sebelum Hadapi Dewa United
Padahal, tinju merupakan salah satu olahraga terbaik dan menarik untuk diketahui soal sejarahnya.
Lantas dari mana tinju dimulai?
Negara Ratu Elisabeth memulai semuanya di mana tadinya tinju adalah kegiatan bela diri yang ditujukan untuk bertarung, hingga menjadi kegiatan kompetisi ala street fighting, sampai akhirnya melekat dengan budaya Inggris.
Serangkaian aturan kemudian disematkan untuk membuat tinju lebih manusiawi.
“Ada hipotesis yang jelas untuk menjelaskan kemunculan olahraga modern, terkait fakta bahwa Inggris pada abad ke-18 merupakan negara industri pertama di dunia. Dengan kata lain, ada kaitan antara aktivitas olahraga dan revolusi industri,” tulis Eric Dunning, profesor dari Leicester University, Inggris.
Ia menulisnya dalam buku Sport Matters: Sociological Studies of Sport, Violence, and Civilization.
Meski kegiatan yang dipelopori Monck itu ilegal, namun dengan cepat menjadi populer.
Kegiatan itu terus berlanjut, hingga melahirkan salah satu petarung paling top bernama James Figg.
Saking seringnya menang dan terkenal, Figg menjadi petinju pertama yang menyandang gelar Juara Inggris pada 1719 di mana gelar itu bertahan selama 15 tahun.
Kehebatan Figg diturunkan ke salah satu anak didiknya, Jack Broughton.
Anak didik Figg tidak hanya jago berkelahi, tapi juga visioner dan di sinilah sarung tinju mulai diperkenalkan.
Ia pun membuat peraturan jika seorang petinju terjatuh dan dalam waktu 30 detik tidak bangun, maka ia dinyatakan kalah.
Broughton memperkenalkan aturan baru yang sederhana ini pada tahun 1743.
Pemikiran inovatif Broughton membuatnya disebut sebagai Bapak Tinju Inggris.
Ring dan Arah Tinju yang Semakin Profesional
Aturan Broughton bertahan selama 95 tahun, hingga disempurnakan oleh London Prize Ring Rules di tahun 1838.
Aturan tersebut mengharuskan pertandingan tinju diadakan di arena terbatas yang disebut ring.
Itu adalah pertama kalinya ring diperkenalkan dan aturan baru sesi istirahat 30 detik juga digunakan.
Serangan melalui tendangan, bantingan, sikut, pencekikan, cakaran, sundulan, dan serangan ke alat kelamin dilarang.
Petinju hanya diperbolehkan memukul dengan kepalan tangan, dengan sasaran kepala atau badan.
Tinju profesional modern saat ini didasarkan pada Aturan Marquees of Queensberry, yang merupakan penyempurnaan dari London Prize Ring Riles.
Selain soal ukuran ring standar 6-7 meter, aturan baru ini memperkenalkan putaran dan durasinya.
Jumlah putaran tidak dibatasi, tetapi durasi setiap putaran dibatasi hingga 3 menit. Setiap ronde diberikan jeda 1 menit agar petinju pulih.
The Marqueess of Queensberry Rules juga mengklarifikasi kategori knockdown, hanya ada wasit selain dua petinju di atas ring, penggunaan sarung tinju yang lebih tebal, petinju tidak diperbolehkan memakai sepatu bersol tebal, dan masih banyak lagi.
Aturan-aturan ini bahkan diperbaharui terus dan bertahan sampai sekarang seperti yang kita kenal.
Editor | : | Imadudin Adam |
Sumber | : | voi.id |
Komentar