"Kudus memiliki teknik yang jauh lebih baik dan dia tahu apa yang dia lakukan. Antony mungkin lebih cepat, tetapi Kudus lebih pintar dan lebih teknikal."
"Dia jauh lebih seperti pesepak bola, Anda bisa menempatkannya di mana saja di lapangan, serbabisa untuk tim."
"Faktanya, saya jauh lebih menyukainya daripada Antony. Dia lebih asyik menonton permainan," kata Van Basten.
Jika membandingkan performa kedua pemain pada dua musim sebelumnya, memang terdapat perbedaan yang cukup mencolok.
Pada periode yang sama, yakni tahun 2020 hingga 2022, Antony sejatinya lebih unggul dari segi statistik kontribusi gol.
Dari 82 pertandingan di semua kompetisi, Antony mampu mengemas 24 gol dan menghasilkan 22 assist.
Sementara Kudus, gelandang asal Ghana ini hanya membuat 5 gol dan 4 assist dari 65 pertandingan.
Namun, yang membuat Van Basten menganggap Kudus lebih baik adalah soal kontribusi terhadap permainan.
Baca Juga: Gagal Bersinar di Chelsea, Timo Werner Sebut Romelu Lukaku adalah Masalah Terbesar
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | Dailymail.co.uk |
Komentar