BOLASPORT.COM - Viktor Axelsen tidak hanya dianggap monster tunggal putra bagi wakil Indonesia, China juga mengakui masih kesulitan mencari celah si raja bulu tangkis dunia itu.
Ketangguhan dan konsistensi Axelsen memang terus menjadi sorotan dalam beberapa tahun terakhir.
Tunggal putra peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020 itu bisa dikatakan telah menjadi pemain yang berada di atas level rata-rata lawannya.
Kekuatan dan kelemahan Axelsen pun bahkan sudah menjadi bahan evaluasi skuad tunggal putra Indonesia seperti Anthony Sinsuka Ginting, Jonatan Christie hingga Shesar Hiren Rhustavito.
Asisten pelatih tunggal putra PBSI, Irwansyah pernah menyebutkan bahwa timnya bahkan sampai ingin mendatangkan psikolog demi menempa mental anak-anak didiknya saat berhadapan dengan Axelsen.
Sampai awal tahun ini, ketangguhan Axelsen masih terlihat meski pada final India Open 2023 lalu dipatahkan oleh Kunlavut Vitidsarn.
Kekalahan itu tidak serta merta membuat dominasi Axelsen memudar.
Ia masih dipandang sebagai momok menakutkan yang sulit untuk dikalahkan.
Hal itu tercermin pada Kejuaraan Beregu Campuran Eropa 2023, ketika Denmark berhadapan dengan Prancis di final.
Baca Juga: Dari Tipuan Sampai Kecepatan, Legenda China Anggap Mohammad Ahsan Masih Mematikan
Axelsen, saat itu nyaris kalah dari Christo Popov dengan kedudukan gim pertama kalah dan gim kedua tertinggal 10-16. Tetapi ajaibnya, di poin kritis itu jawara Malaysia Open 2023 tersebut bangkit meraih angka beruntun dan membalikkan keadaan untuk meraih kemenangan.
Melihat performa 'gila-gilaan' Axelsen, rasanya jauh lebih terkesan menyeramkan dibanding saat era kejayaan Kento Momota (Jepang).
Bahkan tidak sedikit yang mulai membandingkan Axelsen dengan kesuksesan legenda bulu tangkis China, Lin Dan.
Performa dominan Axelsen ini rupanya juga menyita perhatian bulu tangkis China, khususnya Ketua Asosiasi Bulu Tangkis China (CBA), Zhang Jun.
Mantan pemain ganda campuran itu ternyata juga turut mengakui bahwa Axelsen adalah sosok pemain yang masih susah ditemukan kelemahannya.
Apalagi untuk tunggal putra China yang saat ini sedang dalam fase terpuruk.
"Ya, dari tunggal putra, skill dan taktik pemain Denmark, Axelsen ini, secara keseluruhan semakin matang," ucap Zhang Jun kepada China Daily Sports, dikutip BolaSport.com dari Aiyuke.
"Memang sangat sulit bagi (pemain) kami untuk mengalahkannya," aku peraih medali emas Olimpiade 2000 dan 2004 itu.
Dominasi Axelsen memang membuat tradisi tunggal putra China yang terkenal kuat semakin tersamarkan.
Baca Juga: Saat Performa Anjlok dan Konflik dengan Mantan Pelatih, Lee Zii Jia Didapuk Jadi Duta Merek Terkenal
Comeback-nya Shi Yu Qi pun juga belum banyak membantu skuad tunggal putra raksasa bulu tangkis dunia itu.
Mirip seperti masalah tunggal putra Indonesia, Zhang Jun mengakui bahwa inkonsistensi jadi akar permasalahan mereka.
"Setelah SHi Yu Qi comeback dan menjalani serangkaian turnamen, ia bisa kembali menembus ranking 15 besar dunia," kata mantan pasangan Gao Ling itu.
"Namun, ia juga masih mengalami pasang surut dan tidak dapat tampil secara stabil."
"Inilah masalah yang perlu segera kami cari solusinya dengan tim pelatih," ujar Zhang Jun.
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | BolaSport.com, Aiyuke |
Komentar