Baca Juga: German Open 2023 - 2 Kali Ditumpas Wakil Indonesia, Calon Lawan Dejan/Gloria Bertekad Bangkit
"Kami punya target sendiri, tetapi kami tidak mau jika itu justru membawa sial."
"Yang terpenting adalah kami bisa menikmati pertandingan dan mempertahankan apa yang kami punya jelang kualifikasi Olimpiade (Paris 2024) pada Mei nanti," tukasnya.
Chia/Soh memiliki modal bagus menuju panggung All England.
Mereka pernah merasakan atmosfer laga final ketika mencapainya pada edisi 2019 sebelum tumbang di tangan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan.
Dari sisi pribadi, ganda putra yang dipasangkan sejak 2017 itu memang masih mengejar gelar perdana mereka di kancah turnamen BWF World Tour.
Meski sudah bertitel juara dunia dan pernah mencicipi medali emas SEA Games 2019, faktanya Chia/Soh belum pernah menjadi juara di kompetisi BWF apapun, baik di turnamen level atas maupun lebih rendah (International Challenge dll).
Mulai sekarang, mereka berhati-hati dalam memasang target.
Tidak ingin terlalu menggebu tetapi juga tidak ingin pasif menentukan tujuan.
"Saya tidak ingin bilang bahwa kami berada dalam posisi yang aman karena semuanya bisa terjadi dari sekarang," kata Chia merujuk pada persaingan ganda putra yang sengit.
"Dengan mempertahankan posisi kami sekarang (sebagai ganda putra ranking empat), ini memberikan kami kesempatan yang lebih bagus untuk menghindari lawan-lawan yang sulit di babak awal sebuah turnamen," lanjutnya.
Pada All England Open 2023, Chia/Soh berstatus unggulan dua dan akan menghadapi wakil Indonesia, Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin.
Baca Juga: Langsung Jadi Unggulan, Apriyani/Fadia Jaga Ambisi untuk All England Open 2023
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | Nst.com.my |
Komentar