"Pramac dan tim pabrikan sedikit lebih mudah, itulah mengapa perbedaan performa antara kami sebagai pembalap Ducati sangat besar di awal tahun."
"Tahun ini tesnya jauh lebih santai karena semua orang di tim lebih berpengalaman dan kami menggunakan Desmosedici GP22 bukan yang terbaru."
Selain motor yang lebih baik, runner-up juara dunia Moto2 2019 itu juga mengakui sudah bisa berdamai dengan kekurangan yang dimilikinya.
Salah satu kekurangan yang dimiliki oleh Marini adalah postur tubuh yang terlalu tinggi bagi seorang pembalap MotoGP.
Marini memiliki tinggi 1,84 meter dan berat badan 68 kilogram yang menjadikannya sebagai pembalap tertinggi.
Dikarenakan tahun ini ada sprint race yang tentunya menuntut fisik para pembalap, adik Rossi itu melihat bahwa ini sebuah kerugian baginya.
"Jika saya berlatih lebih banyak dan menambah massa otot 2 atau 3 kilogram, saya memiliki masalah besar karena motor lebih lambat dan tekanan pada ban akan meningkat," ucap Marini.
Namun, saat ini sudah dia bisa berdamai dengan hal tersebut dan tidak akan menjadikan itu sebagai alasan untuk tidak tampil maksimal.
"Saya pikir pembalap yang lebih kecil akan memiliki keuntungan," ucap Marini.
Baca Juga: VR46 Juga, Memang Hanya Yamaha yang Mau Terlihat Agresif pada MotoGP 2023
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Speedweek.com |
Komentar