BOLASPORT.COM - Direktur Balap GASGAS, Pit Beirer, menjelaskan kenapa GASGAS tidak membuat motor sendiri untuk MotoGP 2023.
GASGAS menjadi pabrikan motor terkini yang memajang merek mereka pada MotoGP.
GASGAS merupakan produsen motor trail asal Spanyol yang diakuisisi oleh Pierer Mobility AG pada tahun 2019 lalu.
Mereka kini menginduk di perusahaan yang sama dengan dua jenama motor lainnya yang sama-sama mentas pada MotoGP yaitu KTM dan Husqvarna.
Nama GASGAS awalnya muncul di kelas Moto3 bersama Aspar Team pada 2021.
Bersama Aspar, GASGAS menemukan kesuksesan melalui catatan empat kemenangan dan posisi tiga besar klasemen akhir melalui Sergio Garcia pada musim pertama.
Musim berikutnya mereka GASGAS merambah ke Moto2, masih bersama Aspar, dengan prestasi tertinggi datang dari Jake Dixon melalui enam hasil podium.
Pada tahun ketiga giliran kelas MotoGP yang dijamah GASGAS. Mereka menyatukan kekuatan dengan tim Tech3 yang diperkuat Pol Espargaro dan Augusto Fernandez.
Pit Beirer menuturkan bahwa kolaborasi ini merupakan buah dari keberhasilan GASGAS di kelas Moto3 dan Moto2.
"Ketika kami pertama kali tampil di Moto3 dengan GASGAS, tidak ada yang bermimpi untuk membentuk tim MotoGP dua tahun kemudian," ucap Beirer, dikutip dari Speedweek.
"Namun pada akhirnya semua berjalan beriringan. Saya pikir Aspar adalah kunci untuk tim MotoGP."
"Kami mengalami kebahagiaan besar dengan apa yang dia lakukan dengan merek ini dan betapa hebatnya pembalap yang dihasilkan dari proyek tersebut."
"Itu memotivasi kami untuk mengatakan, 'Mari ambil langkah terakhir dan masuk ke kelas utama'."
Meski membawa nama GASGAS Factory Racing Tech3, duet Espargaro dan Fernandez tidak akan berlomba dengan motor yang dikembangkan GASGAS.
Keduanya akan menunggangi motor dengan kode RC16 yang diproduksi dari markas KTM di Mattighofen, Austria.
Selama ini GASGAS memang hanya hadir sebagai merek saja. Pada MotoGP pun nama mereka tidak akan muncul dalam klasemen konstruktor.
Beirer menjelaskan alasan utama kenapa GASGAS belum berencana untuk mengembangkan motor sendiri.
Alasannya adalah masalah biaya yang dibutuhkan luar biasa besar, sehingga pilihan paling memungkinkan adalah mendompleng KTM untuk sementara waktu.
Baca Juga: Luca Marini Akui Sudah Berdamai dengan Kekurangan yang Dimilikinya
"Saat ini biaya pada MotoGP sangat besar," terang Beirer yang juga menjabat sebagai Direktur Motorsport Pierer Group.
"Oleh karena itu, dari sudut pandang ekonomi, lebih masuk akal untuk membagi biaya ini antara dua merek."
"Pada level setinggi ini, di mana kami sedang mencoba mengambil langkah kecil terakhi menuju puncak, tidak mudah untuk memisahkan kedua merek dan membangun dua proyek sekaligus."
"Saya tidak ingin mengesampingkan kemungkinan pengembangan teknis terpisah untuk kedua merek pada masa mendatang."
"Tetapi langkah ini tidak direncanakan saat ini."
"Saat ini lebih masuk akal bagi kami untuk menggunakan basis teknis kami dan membangun dua merek berbeda dengan mesin identik di MotoGP."
Baca Juga: Bezzecchi Ungkap Alasan Aprilia Akan Jadi Rival Terkuat Ducati pada MotoGP 2023
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Speedweek.com |
Komentar