Manuver ini diakui oleh petarung berusia 31 tahun ini sebagai sebuah perjudian.
"Kalau saya salto kena leher jadinya pelanggaran, tapi kalau kena perut habis dia karena sama-sama di atas," aku Eko.
"Pokoknya di atas ring itu jiwa saya tak mau kalah. gimana caranya bisa menang."
"Walaupun sampai 10 detik terakhir saya coba dan tidak bisa, makanya saya coba salto, coba heel hook lagi.
"Dia bisa defend lagi karena badannya sudah basah. Mungkin metabolisme tubuhnya bagus. Dari ronde pertama dia sudah keluar keringat, jadi badannya agak licin."
Eko kini serius mempersiapkan diri untuk hasil yang lebih baik. Dia sadar dengan amunisinya sekarang, sulit untuk bisa mewujudkan mimpi bersaing di peringkat atas.
Kepercayaan diri Eko pun tumbuh ketika dia melihat kemampuannya tidak jauh dari deretan petarung top di kelas terbang.
Satu hal yang ingin diperbaiki Eko adalah mengatur emosinya. Terlalu ambisius karena terbawa suasana menjadi alasan dirinya kalah.
"Tentunya pelajaran yang paling penting, saya tidak bisa mengontrol emosi saya dan saya harus lebih mematangkan lagi di ground game dan striking," terangnya.
Baca Juga: One Fight Night 7 - Siasat Lawan yang Akhiri Win-streak Eko Roni Saputra
"Saya ingin mencoba agar lebih bisa bermain gaya striking. Saya bisa striking tetapi sering kali posisi tangan saya di bawah."
"Sekarang saya bisa melihat bagimana permainan saya selama tiga ronde. Saya sering melihatnya lagi di Youtube, ternyata ini kelemahan saya."
"Kalau main cepat terus kan gak kelihatan tetapi sekarang saya bisa melihatnya dan saya harus mengubah game-game saya."
Baca Juga: Update Pound-for-pound UFC - Jon Jones Jadi Petarung Terbaik UFC Lagi
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar