Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

4 Alasan Pemain Indonesia Belum Bisa Selevel dengan Pemain Eropa

By Matius Nico Henrikus - Jumat, 10 Maret 2023 | 15:00 WIB
Asisten pelatih timnas U-22 Indonesia, Kurniawan Dwi Yulianto, sedang memantau para pemainnya di Lapangan B, Senayan, Jakarta, Kamis (2/3/2023).
MUHAMMAD ALIF AZIZ MARDIANSYAH/BOLASPORT.COM
Asisten pelatih timnas U-22 Indonesia, Kurniawan Dwi Yulianto, sedang memantau para pemainnya di Lapangan B, Senayan, Jakarta, Kamis (2/3/2023).

BOLASPORT.COM - Legenda sepak bola Indonesia, Kurniawan Dwi Yulianto ungkap empat alasan pemain Indonesia belum selevel dengan Eropa.

Eropa masih menjadi kiblat jika berbicara soal sepak bola.

Sayangnya, prestasi sepak bola Indonesia masih stagnan baik dilevel Asean, Asia, hingga dunia.

Menurut Kurniawan Dwi Yulianto yang tengah berkesempatan untuk mengamati metode latihan tim Primavera Como 1907, ada tiga perbedaan mengapa pemain di Tanah Air belum cukup berkembang.

Baca Juga: Arema FC Termotivasi Kalahkan Dewa United yang Tengah di Tren Positif

1. Mentality

Pelatih timnas U-22 Indonesia, Indra Sjafri, sedang memberikan intruksi kepada para pemainnya saat berlatih di Lapangan B, Senayan, Jakarta, Selasa (7/3/2023),
MUHAMMAD ALIF AZIZ MARDIANSYAH/BOLASPORT.COM
Pelatih timnas U-22 Indonesia, Indra Sjafri, sedang memberikan intruksi kepada para pemainnya saat berlatih di Lapangan B, Senayan, Jakarta, Selasa (7/3/2023),

Pemain yang dijuluki Si Kurus itu menyebut mentalitas masih menjadi permasalahan bagi para pemain Indonesia.

"Sepak bola itu terus berkembang. Artinya, secara taktikal, metode kepelatihan, tentu berbeda." kata Kurniawan dikutip BolaSport.com dari Youtube Como Football Indonesia.

"Sepak bola sekarang lebih cepat dan dari tahun ke tahun itu tren sepak bola pasti berubah. Namun mentality, mindset kemudian kesadaran para pemain dari dulu tetap sama di Eropa."

Baca Juga: Shin Tae-yong Tak Perlu Risau untuk Lini Depan Timnas Indonesia, Penyerang Muda PSM Makassar Buktikan Kualitas dengan 10 Gol di Liga 1

"Mereka sadar betul bahwa bagaiaman me-manage dirinya. Bagaimana menjaga performa mereka untuk tetap berada di top level."

"Karena mereka sadar betul mereka hidup dari bola, value mereka di bola, jadi mereka tidak mau velue mereka itu hancur karena kesalahan sendiri dengan tidak me-manage dirinya untuk menjadi seorang profesional sejati."

2. Mindset

Timnas Indonesia gagal melepas satu shoot on target kala bertandang ke markas Vietnam di Stadion My Dinh, Hanoi pada Jumat (6/1/2023)
PSSI
Timnas Indonesia gagal melepas satu shoot on target kala bertandang ke markas Vietnam di Stadion My Dinh, Hanoi pada Jumat (6/1/2023)

Pria yang kini berusia 46 tahun itu juga menyebut mindset yang berbeda membuat gap sepak bola Indonesia dan Eropa masih jauh.

"Mohon maaf bukan bermaksud mengecilkan hati pemain Indonesia. Tapi ini faktanya dan kita tidak bisa menyalahkan 100% para pemain kita," sambung Kurniawan.

"Karena memang saya pun merasakan hal yang sama saya kurang mendapatkan knwoledge atau edukasi tentang bagaimana menjadi seorang pemain profesional sejati."

"Ini menjadi pekerjaan rumah bagi seluruh stakeholder sepak bola Indonesia bahwa untuk mendapatkan sesuatu yang maksimal itu prosesnya harus benar."

Baca Juga: PSSI Gelar Rapat Exco Sore Ini, Sekalian Bahas Agenda FIFA Matchday

"Diawali dari mindset para pemain itu sendiri. Para pemain di sini (Eropa) benar-benar fokus dengan passion dia."

"Istilahnya, mereka tanpa diingatkan akan melakukan hal yang maksimal, bukan mereka melakukan karena takut dari pelatih atau assisten pelatih."

"Tapi mereka melakukan karena untuk diri dia sendiri.

Kurniawan menyebutkan para pemain Eropa berinisiatif melakukan latihan sendiri tanpa instruksi pelatih.

Pemain kelahiran Magelang itu tak menampik pemain Indonesia tetap ada yang memiliki insiatif untuk mengembangkan skillnya secara pribadi.

Baca Juga: Wout Weghorst Menangis Usai Akhiri Paceklik Gol hingga Panen Pujian

"Banyak juga pemain Indonesia yang sadar akan hal itu," ungkap eks pelatih timnas Indonesia U-22.

"Tapi ya mohon maaf kadang-kadang sesuatu bener, sesuatu yang bagus ketika mereka minoritas akan kalah dengan yang mayoritas."

3. Displin

Timnas U-20 Indonesia vs Suriah
PSSI
Timnas U-20 Indonesia vs Suriah

Selanjutnya, Kurniawan menyebut disiplin menjadi hal terpenting dalam sepak bola.

Sayangnya ia menilai, mayoritas pemain Indonesia belum tanggap soal aspek ini.

"Disiplin itu sebenarnya hal yang terpenting dalam sepak bola. Disiplin menjadi faktor kunci keberhasilan seseorang pemain ataupun sebuah tim," tukas Kurniawan.

"Sebagai contoh misalnya para pemain ketika tidak mengikuti instruksi pelatih tidak disiplin dalam menjaga lawan tentu akan bermasalah untuk timnya."

Baca Juga: Termasuk Persebaya dan Bali United, Kans 14 Tim Juara Liga 1 2022/2023 Resmi Hangus

"Mohon maaf tidak semua, tapi kadang-kadang banyak pemain muda kita menganggap ini hal yang sepele."

Ia juga mencontohkan betapa on timenya para pemain Eropa saat menjalani latihan.

"Yang sangat membedakan itu, ketika latihan (pemain Eropa) jam 4, jam 3.15 mereka sudah ada di locker room.

"Jadi mereka sadar betul bahwa disiplin ini sesuatu yang sangat penting dalam sebuah kesuksesan terutam disiplin dengan diri sendiri. Itu yang menjadi kuncinya."

4. Kebudayaan

David Maulana (kanan) sedang menguasai bola dan dibayangi Mohammad Rifai (kiri) dalam sesi latihan timnas U-22 Indonesia di Lapangan B, Senayan, Jakarta, Selasa (7/3/2023),
MUHAMMAD ALIF AZIZ MARDIANSYAH/BOLASPORT.COM
David Maulana (kanan) sedang menguasai bola dan dibayangi Mohammad Rifai (kiri) dalam sesi latihan timnas U-22 Indonesia di Lapangan B, Senayan, Jakarta, Selasa (7/3/2023),

Terakhir, Kurniawan menyebut faktor kebudayaan juga mempengaruhi perbedaan level sepak bola di Indonesia dan Eropa.

Di Indonesia terkadang ada budaya pelatih sebagai guru, dan pemain sebagai murid.

Jadi antar pemain dan pelatih tidak ada komunikasi yang membuat kedua pihak bisa berkembang.

"Mungkin juga ada faktor kebudayaan. Jadi kalau ada hal yang sangat positif yang bisa dicontoh bahwa pemain ini (Eropa) juga punya pemikiran sendiri," tutur Kurniawan.

Baca Juga: Aji Santoso Sebut Pemain Persebaya Surabaya Lupa Taktik Saat Tumbang dari Barito Putera

"Karena di sepak bola tidak boleh hanya satu arah, harus ada ruang diskusi yang terkadang kita sebagai pelatih harus mendengarkan pendapat pemain."

"Karena faktanya mereka yang terlibat dalam permainan. Kita tidak boleh menutup kreasi dari pemain."

"Komunikasi dua arah akan meluaskan atau memperbanyak solusi," pungkas legenda Indonesia itu.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Mochamad Hary Prasetya
Sumber : Youtube.com
REKOMENDASI HARI INI

Liga Voli Korea - Gelagat Megawati Makin Cocok dengan Kapten Red Sparks Usai Merasa Jadi Beban Saat Melawan IBK Altos

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Klasemen

Klub
D
P
1
Liverpool
6
15
2
Man City
6
14
3
Arsenal
6
14
4
Chelsea
6
13
5
Aston Villa
6
13
6
Fulham
6
11
7
Newcastle
6
11
8
Tottenham
6
10
9
Brighton
6
9
10
Nottm Forest
6
9
Klub
D
P
Klub
D
P
1
Barcelona
12
33
2
Real Madrid
11
24
3
Atlético Madrid
12
23
4
Villarreal
11
21
5
Osasuna
12
21
6
Athletic Club
12
19
7
Real Betis
12
19
8
Mallorca
12
18
9
Rayo Vallecano
11
16
10
Celta Vigo
12
16
Klub
D
P
1
Napoli
10
25
2
Inter
10
21
3
Atalanta
10
19
4
Fiorentina
10
19
5
Lazio
10
19
6
Juventus
10
18
7
Udinese
10
16
8
Milan
9
14
9
Torino
10
14
10
Roma
10
13
Pos
Pembalap
Poin
1
J. Martin
404
2
F. Bagnaia
388
3
M. Marquez
320
4
E. Bastianini
320
5
B. Binder
183
6
P. Acosta
181
7
M. Viñales
163
8
F. Morbidelli
140
9
F. Di Giannantonio
139
10
A. Espargaro
136
Close Ads X