BOLASPORT.COM - Pencapaian Napoli di Liga Champions musim ini sudah melewati apa yang dilakukan Diego Maradona tiga dekade silam.
Victor Osimhen dkk membawa Napoli mencapai titik tertinggi yang pernah mereka duduki dalam sejarah klub di Liga Champions.
Rabu (15/3/2023), Si Biru memastikan diri lolos ke perempat final usai menghajar Frankfurt 3-0 di Stadion Diego Maradona.
Hasil pada leg kedua babak 16 besar itu melengkapi kemenangan 2-0 dalam duel pertama di Jerman.
Armada Luciano Spalletti lolos ke tahap delapan besar dengan agregat sempurna, 5-0.
Napoli asuhan pelatih berkepala plontos itu melakukan apa yang tak bisa dicapai Maradona dan generasi-generasi skuad I Partenopei berikutnya.
Sebelum musim ini, pencapaian tertinggi klub Italia Selatan tersebut sebatas babak 16 besar.
Baca Juga: Inspirasi Victor Osimhen, Si Bocah Penjual Air di Jalanan Kini Menjadi Bomber Impian Raksasa Eropa
Kejadiannya sudah muncul empat kali, yakni pada 1990-1991, 2011-2012, 2016-2017, dan 2019-2020.
Sekitar 32 tahun silam, saat kompetisi antarklub terakbar Eropa masih bernama Piala Champions, langkah Napoli pada fase 16 besar (ronde kedua) disetop wakil Rusia, Spartak Moskva.
Maradona dkk takluk via adu penalti di Moscow setelah kedua tim bermain seimbang dalam sepasang pertemuan 0-0.
Ironisnya, laga tersebut juga menandakan penampilan terakhir sang legenda akbar di Piala Champions.
European Cup, 2nd Round, 2nd leg: Spartak v Napoli -- #16 Diego Maradona -- Central Lenin Stadium, Moscow, 7 November 1990. (Photo: M. Botashev) pic.twitter.com/0SQeVLMdgw
— A Football Archive* (@FootballArchive) March 20, 2021
Napoli harus melalui perjalanan berliku yang sangat panjang untuk kembali mencicipi kompetisi ini.
I Partenopei menjalani comeback di Liga Champions pada 2011-2012.
Generasi Edinson Cavani dkk bikin kejutan dengan langsung melejit ke fase 16 besar.
Hanya, langkah mereka disingkirkan Chelsea secara dramatis lewat kemenangan The Blues 4-1 via extra time.
Baca Juga: Hasil Liga Champions - Incaran Man United Cetak Brace, Napoli Sempurnakan Wakil Italia
Hasil tersebut membalas kekalahan sang wakil Inggris di leg pertama (1-3).
Kelolosan berikutnya menuju fase 16 besar terjadi pada era Dries Mertens dkk, masing-masing musim 2016-2017 dan 2019-2020.
Dua-duanya berujung kekalahan dari raksasa Spanyol, Real Madrid dan Barcelona.
Pada 2017 skuad asuhan Maurizio Sarri dikalahkan Madrid dua kali dengan skor identik 1-3.
Adapun pada 2020 tim arahan Gennaro Gattuso didepak Barca dengan agregat 2-4.
Musim ini Osimhen dkk melampaui pencapaian masa lalu secara meyakinkan.
Memang lawan mereka di babak 16 besar, Frankfurt, sah saja dianggap tak selevel Real Madrid atau raksasa Eropa lainnya.
Namun, kiprah Napoli yang melenggang sebagai tim tersubur di Liga Champions musim ini mengabsahkan kelayakan mereka lolos ke tahap paling jauh sekalipun.
Kemenangan telak atas Liverpool (4-1) dan Ajax (6-1) di fase grup menjadi bukti kemunculan I Partenopei di jajaran 8 klub terbaik bukan kebetulan.
Tambahkan performa mengerikan di puncak klasemen Liga Italia, maka lengkaplah proyek Spalletti membangun Napoli agar berprestasi melebihi era lawas Maradona.
Trofi Liga Champions pun terlihat bukan angan yang mustahil diraih.
"Mari terus wujudkan mimpi. Kami adalah tim hebat dengan pelatih hebat," ucap Osimhen.
"Saat ini kami menunjukkan diri sebagai tim sejati di antara delapan yang terbaik."
"Kami akan berjuang sejauh mungkin," kata bomber Nigeria tersebut, dikutip BolaSport.com dari Sky Italia.
2022-2023: Perempat final
2019-2020: Babak 16 besar (vs Barcelona 1-1, 1-3)
2018-2019: Fase grup
2017-2018: Fase grup
2016-2017: 16 besar (vs Real Madrid 1-3, 1-3)
2014-2015: Play-off (vs Bilbao 1-1, 1-3)
2013-2014: Fase grup
2011-2012: 16 besar (vs Chelsea 3-1, 1-4)
1990-1991: Ronde 2/babak 16 besar (vs Spartak Moskva 0-0, 0-0; penalti 3-5)
1987-1988: Ronde 1/babak 32 besar (vs Real Madrid 0-2, 1-1)
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Sport.sky.it, UEFA.com |
Komentar