Namun, di situasi inilah Axelsen secara tak terduga justru kehilangan sentuhan magisnya.
Ia gagal memanfaatkan kesempatan dua kali match point dan berbalik tertekan.
Diakui Axelsen, kekalahan itulah yang membuat hasil ini jauh terasa lebih menyakitkan ketimbang kekalahan dia sebelum-sebelumnya.
"Satu (kekalahan) ini menyakitkan," ungkap Axelsen dikutip BolaSport.com dari Badminton Europe.
"Ada yang namananya pemenang dan ada yang namanya pecundang, dan hari ini Ng Tze Yong yang pantas menang," katanya memberikan kredit kepada pemain 22 tahun dari Negeri Jiran itu.
"Sedangkan bagi saya, sangat disayangkan, usaha keras saya masih belum cukup," tandas dia.
Sebelum akhirnya kandas dari Ng, bau-bau kekalahan Axelsen sempat sudah tercium sejak babak pertama.
Pemain yang tahun lalu menggondol delapan titel kampiun itu sudah dibuat pontang-panting tatkala menghadapi Lee Cheuk Yiu (Hong Kong) dengan kemenangan susah payah, 19-21, 21-15, 21-11.
Namun, kekalahan Axelsen dari Ng Tze Yong ini lebih membuat tren kompetisi Juara Dunia 2022 itu dalam mengawali kompetisi awal tahun 2023 dengan lebih negatif.
Baca Juga: All England Open 2023 - Saat Fikri/Bagas Masih Berjuang, Axelsen dan 2 Juara Bertahan Ambyar Duluan
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | badmintoneurope.com |
Komentar