BOLASPORT.COM - Pebulu tangkis ganda putra, Hendra Setiawan, kembali menunjukkan bahwa usia hanyalah angka menyusul kelolosan ke All England Open 2023.
Hendra Setiawan dan pasangan tandingnya, Mohammad Ahsan, memang beberapa kali menghadapi tekanan hanya karena usia mereka.
Dengan usia masing-masing adalah 38 tahun (Hendra) dan 35 tahun (Ahsan), The Daddies dianggap menghambat regenerasi Indonesia di ganda putra.
Akan tetapi, nyatanya memang tidak mudah untuk mengalahkan Ahsan/Hendra.
Mantan pasangan nomor satu tersebut bahkan kembali meraih prestasi apik dengan menembus final All England Open 2023.
Pencapaian Ahsan/Hendra kian impresif bukan cuma karena level turnamen yang tinggi tetapi juga profil dari lawan yang mereka lewati.
Pada babak pertama Ahsan/Hendra mengalahkan junior mereka sekaligus Juara Asia, Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan.
Lanjut ke perempat final, Juara Dunia tiga kali mengakhiri rekor kekalahan dari pemenang World Tour Finals, Liu Yu Chen/Ou Xuan Yi.
Adapun pada pertandingan terkini yaitu semifinal, Ahsan/Hendra menghentikan salah satu prospek emas ganda putra, Liang Wei Keng/Wang Chang (China).
Pasangan muda dari China ini sudah mencuri perhatian sejak mengalahkan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo pada semifinal Indonesia Masters 2022.
Sorotan kepada Liang/Wang makin besar menyusul gelar yang mereka raih pada Japan Open 2022.
Tahun ini Liang/Wang masih mengancam dengan menembus final Malaysia Open 2023 kemudian menjuarai India Open 2023 pada pekan berikutnya.
Di India Open 2023 Liang/Wang juga mengalahkan Ahsan/Hendra pada babak pertama dengan skor ketat 21-14, 18-21, 21-23.
Kekalahan tersebut akhirnya dibalaskan Ahsan/Hendra dalam pertandingan pada Sabtu (18/3/2023) kemarin di Utilita Arena Birmingham, Inggris.
Ahsan/Hendra mengatasi perlawanan Liang/Wang dalam laga yang berlangsung alot hingga akhir dengan skor 21-15, 19-21, 29-27.
Bagi Hendra sendiri, kemenangan ini melanjutkan sebuah rekor impresif yang bisa mewakili kualitasnya dalam konsistensi.
Komentator resmi BWF, Gill Clark, dalam kicauannya mengungkapkan bagaimana putra Pemalang kini selalu mencapai final dalam 22 tahun beruntun.
"Hendra Setiawan setidaknya mencapai final ganda putra di turnamen internasional pada setiap tahunnya sejak 2002," tulisnya.
Baca Juga: Final All England Open 2023 - Fajar/Rian Waspadai Bola-Bola Aneh Ahsan/Hendra
"Sungguh sebuah rekor yang luar biasa."
In reaching his 4th #AllEngland MD final in his 18th appearance at the event, 38yr old Hendra Setiawan @hendra_HS has now reached at least 1 international tournament MD final every year for 22 consecutive years dating back to 2002.
— Gill Clark aka Oma Gill (@OmaGillClark) March 18, 2023
What an extraordinary record!#GillsFunFact pic.twitter.com/0zZdRzc5xb
Menurut data yang dihimpun dari BWF Tournament Software, final pertama Hendra adalah Singapore Satellite 2002.
Dalam pertandingan final yang berlangsung pada 21 April 2002 itu, Hendra, masih berusia 18 tahun, menjadi runner-up bersama Joko Riyadi.
Sebagai perbandingan, saat Hendra mencapai final pertamanya, Wang Chang, lahir tanggal 7 Mei 2001, belum genap berusia satu tahun!
Adapun Liang Wei Keng, kelahiran 30 November 2000, masih berusia satu tahun.
Palang Pintu Terakhir
Pelatih ganda putra Indonesia, Herry Iman Pierngadi, telah menunjukkan ketidaksepakatannya terhadap pendapat bahwa Ahsan/Hendra seharusnya pensiun.
Menurut Herry IP, memaksa Ahsan/Hendra gantung raket untuk memberi kesempatan bagi pemain muda justru kontradiksi dengan tujuan regenerasi itu sendiri.
Sebagai informasi juga, Ahsan/Hendra merupakan pasangan profesional kendati mendapatkan privilese untuk berlatih di Pelatnas PBSI.
Baca Juga: Herry IP: Ahsan/Hendra Pensiun demi Regenerasi? Tidak Ada Kesempatan yang Gratis
"Kalau (junior) mau kesempatan ya harus bisa mengalahkan (Ahsan/Hendra)," kata Herry IP beberapa waktu yang lalu.
"Jadi kalau giliran itu bahasanya jangan dikasih dengan 'gratis', semua harus berjuang."
"Itu nanti jadi pembentukan karakter pemain, karena untuk meraih sesuatu itu tidak gampang."
"Ibarat mereka itu saringannya. Jadi kalau mau to be the champion, harus bisa mengalahkan mereka dulu. Karena mereka jadi palang pintu terakhir nih."
"Kalau sudah bisa mengatasi mereka, biasanya prestasinya (pemain muda) akan lanjut," papar murid pemain sekaligus pelatih legendaris, Christian Hadinata, ini.
Ahsan/Hendra akan ditantang junior mereka di Pelatnas, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, yang kini menjadi pasangan nomor satu.
Laga All Indonesia Final tersebut akan berlangsung pada Minggu (19/3/2023).
REKAM JEJAK HENDRA SETIAWAN DI FINAL 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 |
Baca Juga: Jadwal Final All England Open 2023 - Derbi Pasangan No 1 Lintas Generasi Indonesia
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | bwf.tournamentsoftware.com |
Komentar