"Menurut saya, masalah Shi Yu Qi terletak pada kebugaran fisiknya," kata Cai Yun.
Tenaga Shi Yu Qi, saat ini berusia 27 tahun dan lebih tua empat tahun dari Li Shi Feng, dinilai terkuras habis karena laga-laga sebelumnya.
Shi harus melewati beberapa lawan sulit dalam perjalanan ke final seperti Kunlavut Vitidsarn (Thailand), Weng Hong Yang (China), hingga Lee Zii Jia (Malaysia).
"Saat sedang bugar, tidak diragukan lagi bahwa dia memang salah satu tunggal putra terbaik saat ini," tutur mantan pasangan Fu Hai Feng itu.
"Namun, setelah rangkaian laga berintensitas tinggi berturut-turut, masalah dengan fisiknya mulai terlihat."
"Di final bisa dilihat kan dia masih sangat cepat bisa pada paruh gim pertama, serangan dan kombinasi susulannya sangat berkualitas."
"Akan tetapi, pada paruh set kedua, serangan susulannya lebih pelan yang mana itu merupakan tanda-tanda masalah kebugaran."
Kelemahan Shi Yu Qi dalam stamina bisa dimanfaatkan baik oleh rival-rivalnya, termasuk pemain andalan Indonesia yaitu Anthony Sinsuka Ginting.
Shi masih menjadi salah satu musuh tersulit Ginting, mengingat rivalitas keduanya yang sudah mengakar sejak level junior.
Sebagai informasi, Shi Yu Qi merupakan salah satu dari tiga tunggal putra yang paling susah dikalahkan Ginting, selain Viktor Axelsen (Denmark) dan Kento Momota (Jepang).
Ginting memiliki rekor yang kurang bagus setiap bertemu pemain yang kini bercokol di peringkat 10 dunia itu yaitu 1 kemenangan dan 7 kekalahan.
Baca Juga: Swiss Open 2023 - Fikri/Bagas Persembahkan Kemenangan untuk Syabda
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Aiyuke |
Komentar