Klub raksasa Turki itu mendapat sanksi larangan tampil di Liga Champions dari 2011 hingga 2012 akibat dugaan keterlibatan dalam pengaturan hasil pertandingan.
Namun, proses peradilan kemudian ternyata memutuskan Fenerbahce dibebaskan dari segala tuntutan.
Jika hal tersebut terjadi dengan Barcelona, maka risiko yang didapatkan UEFA bisa sangat mahal.
Badan pimpinan Aleksander Ceferin sebelumnya berpedoman kepada Pasal 4.02 dalam buku regulasi yang menyatakan bahwa UEFA memiliki kewenangan membatalkan partisipasi klub dalam kompetisi yang mereka jalankan (Liga Champions, Liga Europa, Conference League).
Hukuman berlaku jika sebuah klub sudah sah divonis terlibat "kegiatan mengatur atau memengaruhi pertandingan di tingkat nasional".
Barcelona sendiri sedang menempuh prosedur peradilan di Spanyol.
Otoritas berwenang telah mendakwa mereka melakukan suap berupa pembayaran sejumlah uang kepada mantan wakil presiden komite wasit Spanyol, Jose Negreira.
Baca Juga: Barcelona Didakwa Korupsi Rp120 Miliar untuk Suap Wasit, Adios Liga Champions?
Negreira memegang jabatan di komite wasit pada 1994-2018.
Barca diduga membayar 7,3 juta euro (120,3 miliar rupiah) selama periode 2001-2018 ke rekening dua perusahaan milik Negreira, DASNIL dan NILSAT.
Pembayaran tersebut dilakukan sebagai bagian kerja sama klub dengan pihak Negreira untuk menentukan soal pemilihan wasit dan keputusan-keputusan yang menguntungkan mereka dalam pertandingan.
Kalau tuntutan tersebut dipenuhi UEFA dan vonis akhir Pengadilan ternyata tidak menunjukkan klub bersalah, duit 100 juta euro jelas menjadi guyuran menyegarkan di tengah kondisi keuangan Barcelona yang sulit.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Mundodeportivo.com |
Komentar