"Tidak ada yang komplet, hanya kerja dan sangat luar biasa semua di sini. Mulai dari pemain, staf pelatih, suporter, dan semuanya luar biasa," jelasnya.
Di balik euforia manis juara musim ini, Pluim tak memungkiri bahwa PSM sempat mengalami periode menyedihkan.
Hal itu terjadi belum lama, yakni pada musim sebelumnya.
Jika melakukan flashback dengan kondisi tim pada musim 2021-2022, Pluim merasa sedih.
Waktu itu, Juku Eja nyaris terdegaradasi karena hanya mampu finis di posisi ke-14 klasemen di akhir musim.
Ditambah persiapan untuk musim ini yang penuh lika-liku karena berbagai masalah yang ada di dalam tim.
Seperti tidak adanya pembelian pemain bintang hingga harus pindah kandang ke Stadion Gelora BJ Habibie di Parepare.
Pemain berusia 34 tahun itu terkesan karena semua elemen tim saling menguatkan dan tidak ada protes yang disampaikan pemain di tengah keterbatasan tim.
"Kalau ingat musim lalu sangat menyakitkan," kenang Pluim.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | Kompas.com |
Komentar