Bersama Aprilia Rossi mencetak gelar juara dunia di kelas GP125 pada 1997, musim keduanya, dan GP250 pada 1999.
"Ivano Beggio [pendiri Aprilia] tidak tahu siapa Rossi dan kontrak tiga tahun dirasa berlebihan," kenang Pernat.
"Saat itu, tidak ada seorang pun, termasuk saya, yang bisa membayangkan dirinya sekarang, tetapi tidak diragukan lagi bahwa dia berbakat."
Salah satu anekdot Pernat soal Rossi adalah bagaimana juara dunia sembilan kali itu awalnya takut berlomba di lintasan basah.
"Kalau hujan, dia tidak mau meninggalkan camper-nya. Tetapi kemudian dia juga belajar untuk tetap tampil saat lintasannya basah," tuturnya.
1997, Rossi and Aprilia Carlo Pernat pic.twitter.com/zGNOJSHqFJ
— motogp_pic (@savepic_1st) October 13, 2021
Akhir pekan lalu, Bezzecchi pun sempat kehilangan kepercayaan diri ketika mengetahui hujan turun jelang lomba.
"Saya bilang, 'Tidak, saya sangat bagus di trek kering, pastinya akan sulit di trek basah',' aku Bezzecchi setelah lomba.
Akan tetapi, kesempatan melintas saat sesi pemanasan memulihkan keyakinannya. Pernat pun memuji Bezzecchi karena tampil bak seorang veteran.
"Dia benar-benar menjalani balapannya seperti seorang veteran," kata Pernat lagi.
"Dia start dengan sangat baik di lintasan basah dan mengakali rival-rivalnya, karena jika kita memimpin, pandangan kita tidak akan terganggu."
"Luar biasa Marco, saya mengharapkan dirinya akan berada di baris terdepan lagi di Amerika Serikat."
Baca Juga: Moto3 Argentina 2023 - Ulah Pembalap Lain Bikin Mario Gagal Finis Saat Kejar Hasil Bagus
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | GPOne.com |
Komentar