Namun Reggiani menilai insiden tersebut menjadi puncak kesalahan Marquez dari putaran sebelumnya dengan terlibat kontak pembalap lain.
"Kecelakaan itu adalah sebuah kesalahan, tapi di lap-lap sebelumnya dia sudah melakukan dua atau tiga sentuhan," kata Reggiani dikutip BolaSport.com dari Motosan.
"Marc Márquez berada di luar kendali, benar-benar di luar kendali. Menurut saya, seseorang yang telah memenangkan delapan gelar juara dunia tidak bisa seperti itu."
"Jadi saya pikir ada sesuatu yang dia sembunyikan dari kami, apakah itu diplopia."
"Mungkin dia ingin menyembunyikan masalah fisik yang lebih besar daripada terus membalap karena mungkin itu hanya terungkap sesekali, ujar Reggiani.
Oleh karena itu, Reggiani menganggap Marquez memiliki masalah lain di luar gaya berkendaranya yang sangat agresif.
"Menurut saya, ia memiliki masalah yang lebih dari sekadar agresivitas di lintasan dari apa yang saya lihat di Portimao, karena ia benar-benar di luar kendali sejak awal," tutur Reggiani melanjutkan.
"Ia terlihat seperti seseorang yang belum pernah mengendarai motor sebelumnya, itu bukan Marquez," ujar Reggiani.
Reggiani berasumsi Marquez mengalami tekanan mental karena ambisinya sendiri untuk mengejar gelar rivalnya dulu, Valentino Rossi.
Pada usianya yang sudah menginjak 30 tahun, Marquez masih terus berambisi untuk menyamai rekor Valentino Rossi yakni dengan sembilan kali juara dunia.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Motosan.es |
Komentar