"Mereka cuma kasih tahu, tolong sabar dulu, jangan bicara apa-apa dulu," jelasnya.
Lebih lanjut, Waketum PSSI itu menegaskan bahwa apa yang telah dilakukannya dulu bukanlah sebuah pelanggaran kode etik FIFA.
"Kalau pelanggaran etika ada dalam statuta FIFA, jadi alasannya karena situasi kita yang panas setelah menolak Israel," ucap Zainudin Amali.
"Bukan karena saya dianggap melanggar kode etik, itu kejadian tahun 2020."
Menurutnya, FIFA bukanlah sebuah organisasi yang bisa diintervensi.
"Apalagi diminta untuk lobi-lobi pindahkan Israel main ke Singapura," jelasnya.
Adapun isu pelanggaran kode etik yang kedua berkaitan dengan ditunjukknya Arya Sinulingga sebagai anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI.
Hal ketiga ialah FIFA disebut geram karena PSSI melalui Arya lebih dulu mengumumkan bahwa FIFA membatalkan drawing Piala Dunia U-20 2023.
Terlepas dari kebenaran isu tersebut, FIFA sendiri sudah menjatuhkan hukuman administratif kepada Indonesia akibat batal digelarnya Piala Dunia U-20 2023.
Baca Juga: Presiden FIFA Merespons Pernyataan Erick Thohir soal Sanksi Ringan Indonesia
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | Kompas.com |
Komentar